Basarnas Indonesia Berjuang Mempertahankan Armada di Tengah Keterbatasan Anggaran

Jakarta (ANTARA) – Badan SAR Nasional Indonesia (Basarnas) sedang mengalami tantangan operasional karena keterbatasan anggaran yang menghambat perawatan armada dan peralatan penyelamat mereka.

Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, menyampaikan kepada Komisi V DPR di Jakarta pada hari Selasa bahwa dari 23 kapal yang dijadwalkan untuk perawatan dok tahun ini, hanya 14 yang bisa diservis dan delapan telah selesai hingga bulan November.

Dia mengatakan bahwa hanya lima dari 12 pesawat dan helikopter SAR yang bisa beroperasi secara bergantian karena dana perawatan yang terbatas.

"Kondisi ini membuat perawatan aset menjadi tidak optimal dan dapat menurunkan standar keselamatan," ujarnya.

Syafii mencatat bahwa kebijakan pemblokiran anggaran pemerintah untuk efisiensi telah menjadi tantangan besar bagi Basarnas, yang mengoperasikan 45 kantor, 77 pos, dan 70 unit siaga di seluruh Indonesia.

Awalnya Basarnas menerima alokasi anggaran 2025 sebesar Rp1,49 triliun (sekitar US$89 juta), tetapi Rp409,14 miliar sempat diblock sementara sebelum lembaga tersebut menerima dua kali pelonggaran anggaran.

Menanggapi hal ini, Syafii mengatakan Basarnas telah mengusulkan dana tambahan untuk perawatan helikopter, pengadaan peralatan penyelamatan high-angle, dan biaya bahan bakar kapal yang lebih tinggi.

Namun, proposal tersebut tidak dapat menutupi semua kebutuhan perawatan, termasuk sistem komunikasi, alat deteksi dini, dan jaringan teknologi informasi penyelamatan, tambahnya.

Dia menekankan bahwa memelihara peralatan penyelamatan tetap menjadi prioritas utama karena secara langsung memengaruhi keselamatan personel dan efektivitas operasional.

"Peralatan yang andal memastikan respons cepat dan keselamatan dalam setiap misi penyelamatan," tegasnya.

Berita terkait: Basarnas konfirmasi 113 korban dalam runtuhnya sekolah di Jawa Timur

Berita terkait: Basarnas perkenalkan tim penyelamat K9 terlatih

Penerjemah: M. Riezko Bima, Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025

MEMBACA  Pemerintah Indonesia menargetkan keuntungan Rp12 triliun dari penjualan dan ekspor SAF