Bapanas Akan Mengembangkan 175 Desa Gizi Seimbang yang Beragam

Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) berencana untuk mengembangkan 175 Desa Pangan yang Beragam, Seimbang, dan Aman (B2SA) di Indonesia tahun ini, meningkat 100 desa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Program ini melibatkan pelaksanaan kegiatan di tingkat desa yang mencerminkan tiga aspek keamanan pangan, yaitu ketersediaan pangan, keterjangkauan, dan pemanfaatan.

“Kami menggabungkan ketiga aspek ini dalam satu kegiatan terintegrasi yang disebut Desa B2SA,” kata Direktur Diversifikasi Konsumsi Pangan di badan tersebut, Rinna Syawal, pada hari Senin. Menurutnya, Desa B2SA memiliki tiga komponen – Teras Pangan B2SA, Gerai Pangan B2SA, dan Rumah Pangan B2SA.

Dia menginformasikan bahwa Teras Pangan B2SA bertujuan untuk memastikan ketersediaan pangan melalui kegiatan yang melibatkan pemanfaatan lahan, termasuk lahan desa, sekolah, dan lainnya, untuk memproduksi sayuran, umbi-umbian, dan sumber protein seperti unggas dan ikan.

“Sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Dalam hal ini, teras pangan berfungsi untuk memproduksi makanan dalam skala kecil sesuai dengan kebutuhan rumah tangga,” jelas Syawal.

Gerai Pangan B2SA bertujuan untuk memastikan keterjangkauan pangan. Sebuah gerai pangan berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menyediakan barang pangan bagi masyarakat setempat, seperti minyak goreng, gula, dan beras.

Sementara itu, Rumah Pangan B2SA berkaitan dengan aspek pemanfaatan pangan. Sebuah rumah pangan terlibat dalam penyusunan menu dan sosialisasi, katanya. Menurutnya, di bawah program ini, 40 penerima manfaat akan diberikan makanan sebanyak 36 kali, disertai dengan penyebaran informasi dan kesempatan untuk makan bersama.

Penerima manfaat pangan B2SA yang dimaksud adalah anak-anak yang berisiko stunting/malnutrisi, ibu hamil, dan ibu menyusui, katanya. Syawal mengatakan bahwa para penerima manfaat harus konsisten dan tidak digantikan selama program berlangsung agar dampaknya dapat dilacak. Selain itu, sosialisasi gizi dan edukasi juga akan disediakan kepada masyarakat.

MEMBACA  Penempatan PPPK Tahun 2023 Bermasalah, Swasta Masuk P1, Guru Honorer Negeri Kehilangan Kesempatan

“Sejak awal program, kami akan mengambil data berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan peserta. Setelah program berakhir, kami akan mengukurnya lagi,” tambahnya. Untuk desa target, akan dipilih kabupaten/kota dengan tingkat stunting yang masih tinggi karena program ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi angka stunting di Indonesia, katanya.

Program Desa B2SA diharapkan dapat membantu mewujudkan generasi yang sehat, aktif, dan produktif, serta mengurangi angka stunting dan jumlah daerah dengan ketidakamanan pangan.