Banjarmasin Luncurkan Desa Ramah Lingkungan untuk Wisatawan Belajar Bahasa Inggris

Banjarmasin (ANTARA) – Pemerintah Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan pada Sabtu meluncurkan Kampung Inggris – sebuah inisiatif wisata dimana pengunjung bisa belajar bahasa Inggris di lingkungan pinggir sungai yang khas lokal.

Projek ini dikerjakan bersama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.

Wakil Wali Kota Ananda mengatakan program ini berpusat di Kampung Hijau, kawasan pinggir sungai yang ramah wisata di Kelurahan Sungai Bilu. Ia menyebut inisiatif ini sebagai “Greenlish Tourism”, yang menggabungkan ekowisata dengan pembelajaran bahasa Inggris berbasis masyarakat.

“Ini bukan sekadar acara seremonial – tapi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan Banjarmasin sebagai kota partisipatif yang melibatkan warga dan pemuda,” kata Ananda.

Ia menambahkan, Kampung Hijau kini tak hanya jadi destinasi ekowisata, tapi juga pusat belajar bahasa Inggris berbasis komunitas. Projek ini bertujuan memberdayakan warga, khususnya anak muda, dengan melibatkan mereka sebagai agen perubahan sosial.

Pengembangan Kampung Inggris akan dilakukan bertahap – dimulai dari latihan berbicara dasar, interaksi dengan turis, hingga penguatan branding wisata Kampung Hijau dalam bahasa Inggris.

“Nanti, kami akan buat materi visual, pasang papan informasi multibahasa, dan berikan pelatihan untuk UMKM lokal agar bisa melayani pengunjung internasional lebih baik,” ujar Ananda.

Ia menekankan visi pembangunan kota berpusat pada konsep kota sungai yang cerdas, inklusif, dan berkelanjutan.

“Pembangunan bukan cuma soal infrastruktur fisik – tapi juga pemberdayaan masyarakat dan promosi budaya literasi,” jelasnya. “Ini bukan projek cepat, tapi gerakan jangka panjang.”

M. Irwan Setiawan, koordinator BEM FKIK ULM, menjelaskan inisiatif ini bertujuan menghidupkan kembali Kampung Hijau lewat ekowisata, sambil membekali warga dengan kemampuan bahasa Inggris dasar.

MEMBACA  Tarif impor Trump: RI, Malaysia membahas respons yang terkoordinasi

“Fokus kami adalah meningkatkan kualitas desa wisata, terutama dengan memperbaiki komunikasi antara warga dan turis asing,” katanya.

Setiawan mencatat Kelurahan Sungai Bilu mulai menarik turis internasional, tapi warga masih kurang percaya diri menggunakan bahasa Inggris dasar.

“Hal sederhana seperti menyapa turis atau menjelaskan tempat dalam bahasa Inggris bisa membuat perbedaan besar,” ujarnya. “Makanya kami perkenalkan kurikulum praktis yang fokus pada berbicara, menulis, dan kosakata terkait ekowisata.”

Berita terkait: [Tautan berita 1]
Berita terkait: [Tautan berita 2]

*Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025*