Kamis, 29 Mei 2025 – 22:27 WIB
Jakarta, VIVA – Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Budiyanto, mengklarifikasi pandangan bahwa produk tembakau alternatif menjadi pintu masuk bagi anak muda untuk mulai merokok. Menurut dia, anggapan ini tidak didukung bukti ilmiah.
Faktanya, produk ini justru digunakan oleh perokok dewasa yang ingin mengurangi kebiasaan merokok. "Produk ini dirancang untuk perokok dewasa, bukan untuk remaja atau non-perokok," tegas Budiyanto dalam keterangannya, Kamis, 29 Mei 2025.
APVI bekerja sama dengan BRIN meneliti risiko produk tembakau alternatif. Hasilnya sejalan dengan riset internasional: risiko lebih rendah dibanding rokok, khususnya dalam kandungan zat berbahaya. "Tapi bukan berarti tidak ada risiko sama sekali," tambahnya.
Dari uji kadar 9 zat berbahaya sesuai rekomendasi WHO, beberapa tidak terdeteksi dalam produk ini, seperti carbon monoxide (CO) dan formaldehyde.
APVI akan gunakan hasil riset ini untuk edukasi publik dan bahan pertimbangan kebijakan pemerintah. "Kami ingin regulasi adil dan berbasis ilmiah," ujar Budiyanto.
Studi internasional terbaru (2025) juga membantah klaim bahwa vape membuat remaja mulai merokok. Analisis terhadap 4 juta peserta di AS, Kanada, dan Eropa Barat justru menunjukkan tren sebaliknya. "Data tidak mendukung anggapan itu," kata peneliti Jamie Hartmann-Boyce.
Namun, hasil riset tidak sepenuhnya konsisten. Beberapa studi melaporkan pola berbeda. "Tapi secara keseluruhan, tidak ada bukti kuat bahwa vape memicu merokok," jelas Jamie.