ASEAN perlu meningkatkan upaya menuju keberlanjutan ekonomi dan pertumbuhan yang lebih inklusif melalui beberapa inisiatif kunci, menurut Arsjad Rasjid, ketua Dewan Penasehat Bisnis ASEAN.
Selama Pertemuan Antarmuka Pemimpin ASEAN dengan Perwakilan ASEAN-BAC di Vientiane, Laos, pada hari Kamis, ia menekankan peran ASEAN Net Zero Hub sebagai platform untuk membantu bisnis, termasuk UMKM, beralih ke emisi nol.
Inisiatif ini dirancang untuk membantu pelaku bisnis dalam berbagi solusi praktis dan mendukung perusahaan dalam mengatasi tantangan rantai pasok secara berkelanjutan.
“Kita harus bergerak cepat untuk memastikan bahwa ASEAN siap untuk beralih ke ekonomi rendah karbon,” kata Rasjid, yang juga menjabat sebagai ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Ia juga menyoroti peran penting ASEAN Alliance on Carbon Markets (AACM) dalam memimpin pengembangan pasar karbon lintas batas di wilayah tersebut.
AACM telah memulai dialog eksekutif untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam pasar karbon, tambahnya.
“ASEAN harus menjadi pemain utama dalam pasar karbon global, dan manfaatnya harus dirasakan oleh semua negara anggota,” kata Rasjid.
Ia mengusulkan lima langkah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan dekarbonisasi di ASEAN.
Langkah-langkah ini termasuk mempercepat pengembangan pasar karbon lintas batas, menyelaraskan standar terkait karbon di seluruh ASEAN, dan mempromosikan investasi hijau melalui perjanjian perdagangan bebas.
Mereka juga termasuk meningkatkan kolaborasi publik-swasta untuk mendukung transisi energi dan menciptakan insentif ekonomi untuk mempercepat dekarbonisasi sektor swasta.
Rasjid juga memperjuangkan konsep pertumbuhan saling melengkapi, di mana setiap negara ASEAN memanfaatkan kekuatan komparatif masing-masing untuk menghasilkan produk bernilai tambah lebih tinggi.
“Dengan saling melengkapi satu sama lain, ASEAN dapat memperkuat daya saing regional dan meningkatkan posisi ekonomi kita di pasar global,” jelasnya.
Pertemuan antara pemimpin ASEAN dan perwakilan dari Dewan Penasehat Bisnis dianggap penting bagi negara-negara anggota untuk memperkuat kerjasama regional dan menunjukkan komitmen mereka terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif di masa depan, katanya.
Dengan langkah-langkah konkret yang dibahas dalam pertemuan tersebut, ASEAN siap untuk menjadi wilayah ekonomi yang tangguh dan relevan secara global, tambahnya.
Sejumlah pemimpin ASEAN berpartisipasi dalam pertemuan antarmuka, termasuk Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr., Perdana Menteri Kamboja Samdech Hun Manet, dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh.