Sepsis adalah kondisi serius yang mengancam jiwa yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap infeksi. Hal ini menyebabkan disfungsi organ dan kerusakan jaringan, yang bisa berujung pada syok, kegagalan organ, dan bahkan kematian jika tidak diobati dengan cepat.
Angka kematian akibat sepsis sangat tinggi di seluruh dunia. Pada tahun 2020, terdapat 48,9 juta kasus sepsis dan 11 juta kematian terkait sepsis, yang merupakan 20% dari total kematian global. Hampir setengah dari total kasus sepsis terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Sepsis juga sering terjadi sebagai komplikasi pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Sepsis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun bisa juga disebabkan oleh virus, parasit, atau jamur. Pengobatan sepsis memerlukan perawatan medis yang intensif, termasuk penggunaan antimikroba, cairan infus, dan tindakan lainnya. Sepsis yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan sering kali disebabkan oleh patogen yang resisten terhadap obat, yang dapat memperburuk kondisi pasien dengan cepat.
Siapa pun yang terkena infeksi, cedera parah, atau memiliki penyakit serius memiliki risiko untuk mengalami sepsis. Namun, ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi, seperti lansia, wanita hamil, pasien di rumah sakit atau unit perawatan intensif, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, dan orang dengan kondisi medis kronis.
Tanda dan gejala awal sepsis meliputi demam atau suhu tubuh rendah, menggigil, kebingungan, kesulitan bernapas, kulit lembab, nyeri tubuh, detak jantung tinggi, denyut nadi lemah, tekanan darah rendah, dan keluarnya urin yang sedikit. Pengobatan sepsis paling efektif jika dimulai sejak dini. Petugas kesehatan akan melakukan tes untuk mendiagnosis sepsis dan mencari sumber infeksi. Penggunaan antimikroba sejak dini dan penanganan tekanan darah rendah dengan cairan infus sangat penting untuk meningkatkan kesempatan kesembuhan pasien.
Resistensi antimikroba dapat menjadi hambatan dalam pengobatan sepsis, sehingga penanganan yang tepat dan cepat sangat diperlukan. Selain itu, pencegahan infeksi juga merupakan langkah penting dalam mengurangi risiko terkena sepsis.