Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia sedang merevisi anggaran tahun 2026 untuk mempercepat pemulihan sekolah-sekolah yang terdampak banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Untuk menormalkan kegiatan belajar mengajar, kami mengalihkan dana melalui Dispensasi Alokasi Anggaran, sesuai dengan Surat Edaran Menteri No. 28189/MDM.A/PR.07.04/2025,” ujar Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti dalam rapat virtual dengan Komisi X DPR pada Senin.
Dana yang dialihkan ini akan mencakup tunjangan khusus bagi guru dan mendukung sekolah darurat di daerah bencana, kata Mu’ti.
Sumber anggaran berasal dari Sekretariat Jenderal serta Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Khusus, dan Nonformal (PKPLK).
Sekretariat Jenderal akan menyumbang Rp50,5 miliar (US$3 juta), dengan mengalihkan dana dari Pusat Pendanaan, Data dan Teknologi Pendidikan, serta Pusat Prestasi Nasional.
PKPLK akan mengalihkan Rp3,03 miliar (US$181.000) dari direktoratnya untuk SMK, Kursus dan Pelatihan, serta Pendidikan Nonformal, jelas sang menteri.
“Langkah ini memastikan dana darurat dapat digerakkan dengan cepat berdasarkan kebutuhan riil di lapangan,” tambah Mu’ti.
Berita terkait: Pemerintah RI tingkatkan dukungan sekolah darurat pasca banjir Sumatera
Tambahan dana sebesar Rp21,1 miliar (US$1,3 juta) telah dialokasikan untuk mendukung tanggap darurat yang berlangsung di kabupaten dan kota terdampak.
Dana akan digunakan untuk mendirikan tenda dan ruang kelas darurat, menyediakan perlengkapan sekolah, membersihkan puing dari sekolah yang rusak, serta menutupi biaya distribusi bantuan.
Kementerian juga akan mengerahkan layanan psikososial untuk membantu siswa dan guru mengatasi trauma akibat banjir dan tanah longsor.
Mu’ti menekankan bahwa fleksibilitas anggaran sangat kritis untuk intervensi tepat waktu di zona bencana, dan mencatat bahwa alokasi yang terlambat dapat mengganggu pemulihan pendidikan serta upaya dukungan masyarakat yang lebih luas.
Dia mengatakan kementerian berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan agensi penanggulangan bencana untuk memprioritaskan area dengan kebutuhan tertinggi dan memastikan sumber daya sampai ke komunitas terisolasi dengan efisien.
Sektor pendidikan di Sumatera menghadapi gangguan yang luas, dengan ratusan sekolah rusak dan ribuan siswa mengungsi, yang menyoroti urgensi realokasi dana cepat untuk tindakan darurat.
Berita terkait: Kementerian Indonesia kerahkan sumber daya universitas untuk bantuan Sumatera
Penerjemah: Hana D, Tegar Nurfitra
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025