Anak Petani Ini Sukses Lulus Cum Laude di UGM, Di Rekrut oleh Ernst & Young

Johar Ma’mun, mahasiswa Program Studi Akuntansi FEB UGM, berhasil mencetak sejarah dalam keluarganya. Foto/UGM.

JAKARTA – Johar Ma’mun, mahasiswa Program Studi Akuntansi FEB UGM, berhasil mencetak sejarah dalam keluarganya. Ia lulus sarjana pertama yang lulus dengan predikat cum laude dan IPK 3,75.

Putra bungsu dari keluarga sederhana di Desa Penggalang, Cilacap ini bukan hanya berhasil menaklukkan tantangan ekonomi dengan menerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, tetapi juga telah mengamankan posisi di salah satu firma akuntan terbesar dunia, Ernst & Young, segera setelah wisuda.

Baca juga: Cerita Wildan, Wisudawan Terbaik dari Fakultas Termuda Unair

Kisah Johar dimulai dari keputusan orang tuanya, Muhlasin dan Saminah, yang meskipun berlatar belakang sebagai petani dengan pendidikan yang terbatas, tidak pernah menyerah untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Dorongan dan dukungan dari guru-guru di SMP mendorong Johar untuk melanjutkan pendidikan ke SMA, meskipun awalnya orang tuanya menginginkan dia untuk masuk pesantren.

Baca juga: Frista Jadi Wisudawan Termuda S2 UGM, Masuk SD Usia 4 Tahun

Johar mengukir prestasi gemilang di SMA N 1 Cilacap, yang kemudian membawanya ke UGM melalui jalur Ujian Mandiri setelah sebelumnya diterima di Universitas Diponegoro lewat SBMPTN. Keberhasilannya menembus UGM menjadi momen penuh haru bagi keluarganya, yang merayakan dengan sujud syukur.

“Begitu tahu diterima, saya sangat senang. Ternyata ketakutan saya tidak bisa masuk UGM terpatahkan. Orang tua pun langsung menangis dan sujud syukur mengetahui saya diterima di UGM,” katanya, dikutip dari laman UGM, Kamis (29/8/2024).

Di UGM, Johar tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kompetisi, meraih banyak prestasi nasional di bidang akuntansi dan keuangan.

MEMBACA  Pemerintah Provinsi Jakarta Memberikan Hibah Hampir Rp1 Triliun kepada KPU untuk Pemilihan Gubernur

Baca juga: Menko PMK Sarankan PTS Cari Duit saat Momen Wisuda: Enggak Ada Orang Protes