Aliran Dana Rp200 Triliun Dongkrak Aktivitas Ekonomi Indonesia: Menteri

Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa penyaluran dana pemerintah sebesar Rp200 triliun (sekitar US$12,2 miliar) telah mulai menunjukan dampak nyata terhadap kemajuan ekonomi nasional, yang tercermin dari meningkatnya permintaan listrik di seluruh Indonesia.

Menurut dia, peningkatan penggunaan listrik merupakan indikator kemajuan pembangunan ekonomi, khususnya di sektor industri dan manufaktur.

“Tampaknya permintaan akan layanan listrik meningkat, begitu juga dengan permintaan baru untuk perluasan jaringan,” ujar menteri itu pada hari Rabu setelah bertemu dengan direktur utama perusahaan listrik negara PLN, Darmawan Prasodjo.

Sadewa mengatakan telah terjadi kenaikan konsumsi listrik secara nasional, termasuk di kawasan-kawasan industri.

Dia menyampaikan harapan agar permintaan yang tumbuh ini dapat memperkuat optimisme masyarakat mengenai prospek ekonomi Indonesia.

“Saya harap ini terus membaik ke depannya,” katanya, sambil menambahkan bahwa kementeriannya akan memantau perkembangannya secara rutin dengan meminta update setiap dua minggu dari PLN.

Menteri menegaskan kembali komitmennya untuk mengejar peluang-peluang pembangunan yang diindikasikan oleh data tersebut.

Namun, dia menolak untuk berkomentar mengenai kemungkinan langkah stimulus tambahan, seperti diskon biaya listrik.

“Itu nanti saja. Bukan tempat saya untuk membicarakannya,” kata Sadewa kepada para wartawan.

Pada 12 September, Sadewa mengumumkan penyaluran dana pemerintah Rp200 triliun ke lima bank milik negara di bawah Asosiasi Bank-Bank Milik Negara.

Kelima bank penerima tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri, yang masing-masing menerima Rp55 triliun. Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) menerima Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) menerima Rp10 triliun.

“Dana pemerintah biasanya disimpan di Bank Indonesia, yang tidak bisa diakses bank. Dengan mengalokasikan kembali sebagian dana ini, bank dapat mendukung perekonomian bahkan jika belanja pemerintah tertunda,” jelasnya.

MEMBACA  Biru, Merah Muda, dan Tanda X, Apakah Perbedaannya?

Tingkat pengembaliannya ditetapkan sebesar 80,476 persen dari BI Rate.

Dia menekankan bahwa dana tersebut tidak boleh digunakan untuk membeli obligasi pemerintah tetapi harus diarahkan ke sektor riil.

Sadewa menyakini bahwa bank-bank akan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Berita terkait: Indonesia injects Rp200 trillion into 5 state banks to spur growth

Berita terkait: KPK warns of corruption risk in Rp200 trillion bank funds

Penerjemah: Bayu Saputra, Mecca Yumna
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025