Alasan Di Balik Sikap Jepang yang Enggan Akui Kenegaraan Palestina

loading…

Latihan militer bareng Jepang/AS di kaki Gunung Fuji, Prefektur Shizuoka, Jepang pada 15 Maret 2022. Foto/David MAREUIL/Anadolu Agency

TOKYO – Jepang dikenal sebagai negara demokrasi maju yang punya pengaruh besar di ekonomi, teknologi, dan diplomasi internasional. Tapi, sampai sekarang, Jepang belum secara resmi mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat.

Hal ini bikin orang bertanya-tanya: apa keputusan Jepang ini murni dari pertimbangan diplomatik mereka sendiri, atau ada faktor tekanan, terutama dari Amerika Serikat, yang kan sekutu utama mereka?

Untuk ngerti ini, kita perlu lihat dinamika hubungan Jepang-Amerika, posisi Jepang dalam masalah Timur Tengah, serta kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan yang mempengaruhi kebijakan luar negeri Jepang.

**1. Hubungan Jepang dan Amerika Serikat Setelah Perang Dunia II**

Sejak Jepang kalah di tahun 1945, posisi Jepang di dunia sangat dipengaruhi sama Amerika Serikat. Jepang dipaksa ninggalin militerisme dan fokus ke pembangunan ekonomi aja.

Sebagai gantinya, AS janjiin perlindungan militer lewat perjanjian keamanan (US-Japan Security Treaty). Dalam kondisi kayak gini, Jepang ga bisa sepenuhnya lepas dari pengaruh Amerika dalam kebijakan luar negerinya, termasuk dalam masalah Palestina.

AS selama ini selalu pro-Israel banget. Makanya, Jepang yang sangat bergantung sama AS dalam hal keamanan pasti harus hati-hati biar ga bertentangan sama kebijakan Washington.

Apalagi, Jepang masih punya trauma sejarah karena perang, jadi ketergantungan pada AS kayaknya jadi “jaminan” buat eksistensi mereka.

**2. Ketergantungan Jepang pada AS di Bidang Militer dan Keamanan**

Konstitusi Jepang, khususnya Pasal 9, nge-larang Jepang buat punya militer yang ofensif. Jepang cuma punya Pasukan Bela Diri yang fungsinya cuma untuk pertahanan.

Akibatnya, kalo Jepang menghadapi ancaman, kerja sama dengan AS jadi sangat penting. Tanpa dukungan militer AS, Jepang bisa jadi rapuh, apalagi dengan ketegangan sama Korea Utara, China, dan isu di Laut China Timur.

MEMBACA  Tantangan Marcel Chandrawinata Memerankan Dua Peran dalam Mencintai Ipar Sendiri

Ketergantungan ini bikin Jepang secara psikologis dan politis terikat: mereka susah buat bikin keputusan besar dalam kebijakan luar negeri yang beda sama AS. Jadi ketika AS jelas-jelas mendukung Israel, Jepang kemungkinan besar ga akan ambil langkah berani buat mengakui Palestina.

**3. Posisi Amerika Serikat dalam Konflik Israel-Palestina**

Amerika Serikat adalah pendukung utama Israel, baik dari sisi militer, politik, maupun ekonomi. Israel dianggep sebagai sekutu strategis di Timur Tengah.

Dukungan AS ke Israel bukan cuma konsisten, tapi juga agresif, makanya negara-negara sekutu AS biasanya hati-hati kalo mau dukung Palestina secara terang-terangan.