Senin, 4 Agustus 2025 – 04:40 WIB
Jakarta, VIVA – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, kecerdasan buatan (AI) semakin masuk ke berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. AI bukan cuma jadi alat bantu, tapi juga mulai menggantikan peran manusia, terutama di pekerjaan yang banyak dilakukan di belakang meja.
Baca Juga:
Mengenal AIxiety, Kecemasan yang Hantui Para Pekerja di Tengah Ancaman AI
Sebuah laporan terbaru dari Microsoft berjudul "Implikasi Pekerjaan dari AI Generatif" menunjukkan bagaimana AI bisa memengaruhi berbagai jenis pekerjaan. Penelitian ini menganalisis lebih dari 200.000 percakapan antara pengguna di AS dan chatbot AI Microsoft Bing Copilot. Data dikumpulkan selama sembilan bulan, dari Januari hingga September 2024, dan semua interaksi dirahasiakan.
Fokus penelitian ini adalah melihat bagaimana AI digunakan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari. Contohnya, saat pengguna ingin mencetak dokumen, AI tidak langsung melakukannya, tapi memberi pelatihan atau petunjuk. Ini menunjukan peran AI sebagai pelatih, penasihat, atau guru virtual.
Baca Juga:
AI Ancam Profesi Kantoran tapi Karyawan Malah Dapat Work-Life Balance, Kok Bisa?
Hasil analisis menunjukkan, AI paling sering dipakai untuk mengumpulkan informasi, menulis, dan membantu komunikasi. Tugas-tugas seperti ini banyak ditemukan di pekerjaan seperti penulis, penerjemah, sejarawan, hingga sales—yang kini dinilai rentan digantikan AI.
Sementara itu, pekerjaan yang butuh keterampilan fisik langsung dan interaksi manual dengan manusia atau mesin, justru lebih aman dari AI. Contohnya, pekerjaan seperti cuci piring, tukang pijat, teknisi atap, pembantu rumah tangga, dan pembersih profesional kurang tergantung pada AI dan kecil kemungkinan tergantikan dalam waktu dekat.
Baca Juga:
MWX dan IDRX Bantu UMKM Maksimalkan AI Genjot Kinerja Bisnis
Berikut 10 pekerjaan dengan risiko terendah terhadap AI alias paling aman dari otomatisasi:
- Ahli pengambil darah (phlebotomist)
- Asisten perawat
- Pekerja penanganan limbah berbahaya
- Tukang cat, tukang gips, dan pekerja konstruksi sejenis
- Pembalsem jenazah
- Operator mesin pabrik
- Dokter bedah mulut dan rahang atas
- Montir kaca & teknisi otomotif
- Insinyur perkapalan
- Tukang tambal dan ganti ban
Dengan tren ini, penting bagi pekerja untuk menyadari potensi perubahan peran karena AI. Profesi berbasis fisik dan keterampilan langsung nampaknya akan lebih tahan lama terhadap gangguan teknologi.
Badai PHK 2025 Menggila, Ternyata AI Bukan Satu-satunya Biang Kerok
PHK 2025 sudah melebihi angka tahun lalu. Tak cuma AI, kebijakan pemerintah, tarif global, dan tekanan ekonomi jadi penyebab. Indonesia juga terkena dampaknya.VIVA.co.id
2 Agustus 2025