Acara Hari Pers Nasional membahas gangguan digital dalam jurnalistik

Pekanbaru, Riau (ANTARA) – Perayaan Hari Pers Nasional di Pekanbaru, Riau, pada Sabtu (8 Februari), ditandai dengan diskusi tentang tantangan dan peluang yang dihadapi jurnalistik di tengah gangguan digital yang cepat. Selama acara tersebut, Ketua Dewan Pengawas TVRI Agus Sudibyo menyoroti permintaan masyarakat akan informasi berkualitas dan bertanggung jawab. Dia menekankan bahwa meskipun media sosial semakin banyak digunakan, itu tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran media tradisional dalam menyediakan informasi yang akurat dan terverifikasi. “Kita tidak boleh terlalu khawatir karena masih ada permintaan yang kuat untuk informasi berkualitas dan jurnalisme yang bertanggung jawab di tengah gangguan ini. Media sosial tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan orang untuk laporan mendalam berbasis fakta,” kata Sudibyo. Dia juga menyoroti pentingnya model distribusi konten yang adaptif. Menurutnya, tidak masuk akal bagi organisasi media untuk tidak memanfaatkan media sosial sebagai saluran untuk mendistribusikan konten mereka. Sementara itu, Sekretaris Dewan Pakar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Nurjaman mencatat bahwa saat ini, sebagian besar sumber berita konvensional berasal dari media sosial. Dia menyebutkan bahwa lebih banyak lembaga sekarang membuat konten berita mereka sendiri melalui situs web dan platform media sosial mereka. Di masa depan, agensi berita kemungkinan akan memproduksi konten mereka dan mendistribusikannya di portal dan saluran media sosial mereka sendiri. Dia mencatat, membuat video berita telah menjadi jauh lebih mudah dengan bantuan kecerdasan buatan (AI). Ketua Dewan Pakar PWI Pusat Dhimam Abror menekankan pentingnya mempertahankan jurnalisme sebagai sarana untuk memperkuat demokrasi. Dia menjelaskan bahwa ruang digital telah menjadi platform strategis untuk berpartisipasi dalam proses demokratis, terutama dalam menyediakan informasi yang mendorong berpikir kritis. “Ruang digital memungkinkan orang untuk berpikir kritis tentang peristiwa terkini, terutama dalam politik. Namun, kita harus memastikan kualitas informasi yang dibagikan,” katanya. Berita terkait: Ketua DPR minta media massa terus berjuang untuk demokrasi Berita terkait: Menteri meminta Dewan Pers merancang peta jalan jurnalisme digital Copyright © ANTARA 2025

MEMBACA  Ekonomi Diskriminasi dalam Perekrutan