loading…
Zionisme menjadi gerakan imperialis yang jadi identitas Yahudi. Foto/X/@jewishvoicelive
GAZA – Zionisme adalah gerakan nasionalis yang mendirikan negara merdeka untuk orang Yahudi di tahun 1948, yang mendukung klaim agama Yahudi atas Israel. Konflik ini muncul ketika orang Arab Palestina juga mengklaim tanah itu, dan melihat Zionisme sebagai gerakan kolonial serta rasis.
Berakar dari abad ke-19, Zionisme muncul sebagai jawaban untuk “Masalah Yahudi” dan mendapat dukungan besar setelah peristiwa Holocaust, yang berujung pada berdirinya Negara Israel pada 1948.
5 Fakta Zionisme, dari Gerakan Imperialis hingga Identitas Yahudi
1. Mendirikan Negara untuk Orang Yahudi
Zionisme adalah gerakan nasionalis yang sukses mendirikan negara merdeka bagi orang Yahudi pada 1948 dan terus mendukung klaim Yudaisme atas wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Israel. Zionisme juga merupakan salah satu gagasan politik paling rumit dan menuai kontroversi dalam 150 tahun terakhir.
Walaupun Zionisme mengambil namanya dari Gunung Sion dalam Alkitab, Zionisme bukanlah gerakan agama yang utama. Memang, banyak orang Yahudi sudah merindukan kembali ke “Tanah Perjanjian” Abraham selama 2.000 tahun, tapi semangat mesianik bukanlah tujuan dari gerakan Zionis modern.
Faktanya, kebanyakan dari mereka adalah Yahudi sekuler dan bahkan agnostik yang menganggap populasi Yahudi sebagai sebuah bangsa, bukan cuma agama. Bagi mereka, Zionisme artinya pembentukan tanah air nasional Yahudi yang independen, bukan cuma tempat untuk orang Yahudi yang religius saja.
2. Berubah Menjadi Gerakan Imperialis
Zionisme sendiri mungkin tidak akan jadi masalah kalau hanya orang Yahudi yang punya klaim atas Tanah Suci. Orang Arab Palestina, yang merupakan mayoritas penduduk yang tinggal di wilayah bernama Palestina selama berabad-abad di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman dan Inggris, merasa bahwa tanah itu seharusnya menjadi hak mereka.
Hasilnya adalah salah satu isu politik paling rumit dan paling sering diperdebatkan di dunia modern.
Zionis dan pendukung Israel lainnya berargumen bahwa keselamatan dan kelangsungan hidup orang Yahudi bergantung pada adanya negara Yahudi, dan tempat yang paling tepat untuk negara itu adalah di tanah leluhur agama Yudaisme.