4 Fakta Kiai Murmo, Sosok yang Menjadi Inspirasi Pangeran Diponegoro

loading…

Pangeran Diponegoro. Foto/Ilustrasi/Istimewa

Nama Kiai Murmo mungkin terdengar asing di telinga masyarakat umum. Padahal tokoh ini punya peran cukup penting dalam kisah perjuangan Pangeran Diponegoro .

Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang dikenal karena memimpin Perang Jawa (1825–1830) melawan penjajahan Belanda.

Sebelum melakoni peperangan ini, rupanya ada sosok yang cukup menginspirasi Pangeran Diponegoro untuk melawan Belanda, dia adalah Kiai Murmo.

4 Fakta Kiai Murmo

1. Kiai TerpandangDalam buku Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro: 1785-1855 karya Peter Carey dikisahkan jika Kiai Murmo Wijoyo adalah tokoh agama yang cukup terpandang.

Kiai Murmo lahir di Desa Perdikan (desa bebas pajak) Mojo, kampung asal Kiai Mojo. Sosoknya semakin dikenal setelah menjadi penasihat agama Pangeran Diponegoro.

2. Guru Pangeran DiponegoroPertemuan Kiai Murmo dengan Pangeran Diponegoro bermula ketika sang pangeran masih anak-anak. Kala itu, Raden Ontowiryo adalah salah satu murid dari tokoh agama tersebut.

Sebagai seorang guru, Pangeran Diponegoro tentu sangat menghormati sosoknya. Sifat hormat ini dibawa olehnya hingga dewasa.

3. Pernah Ditangkap BelandaKiai Murmo juga tercatat pernah ditangkap oleh Belanda ketika sedang mengajarkan ilmu agama kepada santri-santrinya. Tak hanya ditangkap, ia juga diasingkan oleh Belanda ke Ambon.

Kabar penangkapan ini lantas sampai ke telinga Pangeran Diponegoro. Itulah salah satu penyebab renggangnya hubungan antara pihak pangeran dengan kolonial.

4. Menjadi Korban Tangan Besi BelandaKiai Murmo akhirnya dipulangkan Belanda ke tanah Jawa kembali pada September 1824. Ia diizinkan kembali ke Semarang dari pengasingannya di Ambon, tetapi kondisi kesehatan guru agama Pangeran Diponegoro semasa kecil itu sudah memburuk, hingga akhirnya mengembuskan napas terakhirnya tanpa melihat keluarganya lagi.

MEMBACA  Kolaborasi Pandawa Lima dan PSI Mempertemukan Prabowo-Gibran dengan Buruh, Nelayan, dan Petani di Banten

Lambat laun tak hanya Kiai Murmo yang menjadi korban tangan besi sang residen Belanda, para santri yang belajar agama pun ikut dijatuhi hukuman mati. Pasalnya, mereka dianggap menjadi simpatisan pro Pangeran Diponegoro.

(rca)