4 Fakta Druze yang Jadi Penyebab Konflik Israel dan Suriah

loading…

Druze disebut sebagai penyebab perang Israel dan Suriah. Foto/X/@MediterrEmpier

DAMASKUS – Druze adalah suku Arab dengan anggota sekitar satu juta orang yang sebagian besar tinggal di Suriah, Lebanon, dan Israel. Di selatan Suriah, wilayah Druze jadi mayoritas di provinsi Suwayda. Komunitas ini sering terjebak antara pasukan rezim Assad dan kelompok-kelompok ekstremis selama perang saudara Suriah yang berlangsung 10 tahun.

4 Fakta Druze Penyebab Perang Israel dan Suriah

1. Berasal dari Mesir

Agama Druze adalah cabang dari Islam Syiah dengan keyakinan unik. Kelompok ini muncul di Mesir pada abad ke-11 dan menganut ajaran Islam yang melarang pindah agama atau pernikahan beda agama.

Baca Juga: 3 Alasan Israel Akan Jadikan Suriah seperti Lebanon

2. Posisi Rentan di Suriah

Di Suriah, Druze terkonsentrasi di tiga provinsi dekat Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Menurut BBC, mereka punya posisi rapuh dalam politik Suriah. Sekitar separuh dari satu juta pengikutnya tinggal di Suriah (3% populasi), sementara sisanya ada di Lebanon, Israel, dan Golan.

3. Tinggal di Golan yang Diduduki Israel

Lebih dari 20.000 Druze tinggal di Dataran Tinggi Golan, wilayah strategis yang direbut Israel dari Suriah pada 1967 dan dicaplok resmi tahun 1981. Mereka berbagi wilayah dengan 25.000 pemukim Yahudi.

Mayoritas Druze di Golan mengaku warga Suriah dan menolak kewarganegaraan Israel. Mereka dapat kartu penduduk tapi bukan warga negara Israel.

4. Ribuan Druze Jadi Warga Israel

Sekitar 150.000 Druze di Israel punya kewarganegaraan dan banyak yang setia pada Israel. Mereka wajib militer, dan hubungannya dengan Yahudi Israel sering disebut “perjanjian darah.” Banyak Druze telah berperang untuk Israel melawan negara Arab dan Palestina.

MEMBACA  Menteri Berharap Industri Film Meningkatkan Ekonomi Kreatif Nasional

Beberapa Druze duduk di Knesset, dan banyak yang mencapai posisi tinggi di militer.

Meski setia, Druze termasuk kritikus keras undang-undang “negara-bangsa” 2018. Ribuan mereka demo di Tel Aviv, menyatakan UU itu membuat mereka jadi warga kelas dua.

(ahm)