Komite Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Indonesia mengumumkan bahwa perwakilan dari 22 negara akan hadir di Forum Parlemen Indonesia-Afrika (IAPF) mendatang.
“Ini akan menjadi forum antar-parlemen pertama antara Indonesia dan negara-negara Afrika sejak Konferensi Asia-Afrika 1955 dan Konferensi Gerakan Non-Blok 1961,” kata ketua BKSAP, Fadli Zon, dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
Perwakilan dari 22 negara tersebut akan mencakup sembilan ketua parlemen yang akan memimpin delegasi masing-masing di IAPF.
Forum yang bertema “Membangun Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan” akan diselenggarakan sebagai bagian dari Forum Indonesia-Afrika di Bali dari 1 hingga 3 September.
Zon menyatakan bahwa forum ini akan menjadi pencapaian penting bagi kebijakan luar negeri Indonesia, terutama dalam hal kerja sama Global Selatan.
“Kenaikan negara-negara di Belahan Bumi Selatan harus diperkuat melalui mekanisme kerja sama, termasuk kerja sama antar-parlemen antara Indonesia dan Afrika,” katanya.
Dengan tema tersebut, IAPF pertama tidak hanya akan menjadi batu loncatan untuk meningkatkan kerja sama antara parlemen Indonesia dan Afrika, tetapi juga diharapkan dapat menghasilkan komitmen baru terhadap rencana komprehensif untuk mendorong kerja sama pembangunan jangka panjang antara kedua belah pihak, kata Zon.
“Pada saat yang sama, ini akan menguatkan komitmen saling untuk memperkuat konektivitas ekonomi, politik, dan sosial antara Indonesia dan negara-negara Afrika,” tambahnya.
Dia menekankan bahwa Indonesia dan Afrika memiliki potensi ekonomi yang signifikan. Jika mereka bekerja sama untuk mengeksploitasi potensi ini, mereka dapat mencapai pembangunan yang adil bagi warganya.
Sektor potensial untuk kerja sama antara kedua belah pihak meliputi ekonomi, kesehatan, pertanian, energi, komunikasi, dan teknologi.
Berita terkait: Kerja sama parlemen berguna dalam menemukan solusi bersama: Jokowi
Berita terkait: DPR mengangkat isu pertanian di Forum Parlemen ASEAN
Translator: Putu Indah S, Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024