170 Aktivis Global Flotilla Sumud Dideportasi dari Israel

Senin, 6 Oktober 2025 – 13:14 WIB

Tel Aviv, VIVA – Israel pada hari Senin, 6 Oktober 2025, mendeportasi sekitar 170 aktivis yang sebelumnya ditahan setelah armada Global Sumud Flotilla dicegat oleh pasukan rezim Zionis saat sedang menuju perairan Gaza, menurut keterangan dari Pusat Hukum untuk Hak Minoritas Arab di Israel, Adalah.

Baca Juga:

Israel-Hamas Bertemu di Kairo Hari Ini, Bahas Pembebasan Sandera dan Akhiri Perang Gaza

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Minggu malam waktu setempat, Adalah menyebutkan bahwa Dinas Penjara Israel (IPS) sudah menginformasikan pada pengacara mereka tentang rencana deportasi para aktivis tadi. Namun, tidak ada detail lebih lanjut seperti nama, kewarganegaraan, atau negara tujuanya.

Israel telah mendeportasi sekitar 170 peserta flotilla Gaza dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar dari mereka dikirim ke Istanbul, sementara kelompok-kelompok kecil lainnya dikirim ke Italia dan Spanyol.

Baca Juga:

Turki Tangkap Mata-Mata Mossad Israel yang Menarget Aktivis Palestina di Istanbul

Aktivis Swedia Greta Thunberg yang ‘diculik’ Israel dideportasi

Lembaga itu juga menyatakan bahwa para pengacaranya tidak diberi akses untuk bertemu dengan para aktivis tersebut selama beberapa kali kunjungan yang dilakukan pada Sabtu, 4 Oktober 2025 kemaren.

Baca Juga:

Netanyahu Perintahkan Militer Israel Hentikan Serangan ke Jalur Gaza

Meskipun begitu, obat-obatan akhirnya diizinkan untuk masuk ke dalam penjara setelah adanya intervensi secara hukum dan kunjungan dari perwakilan kedutaan asing yang memeriksa kondisi kesehatan para aktivis itu.

Pusat hak asasi manusia tersebut menyatakan bahwa mereka terus memantau kondisi para aktivis, menuntut akses hukum meskipun ada pembatasan dari IPS, serta memastikan hak-hak mereka tetap dilindungi sampai proses deportasi selesai.

MEMBACA  Mau Menyerah dan Tidak Ingin Melanjutkan Hidup, Pengakuan Jujur Ria Ricis: Aku Ingin Ikut Ayahku...

Adalah menyampaikan bahwa IPS hanya mengizinkan kunjungan selama 30 menit saja. Dalam waktu singkat itu, pengacara berhasil bertemu dengan seluruh 11 peserta yang berasal dari Tunisia yang sedang melakukan aksi mogok makan. Pengacara juga melaporkan bahwa banyak aktivis lain yang juga menolak untuk makan.

Para aktivis mengatakan kepada pengacara mereka bahwa telah terjadi “serangan dan kekerasan yang meluas” selama proses pemindahan mereka dari pelabuhan Ashdod menuju Penjara Ketziot di Gurun Negev, begitu juga pada hari-hari awal mereka ditahan.

“Kondisi terkini di dalam penjara dilaporkan relatif sudah stabil, tetapi tetap saja ada kekhawatiran mengenai kondisi kesehatan para pelaku mogok makan serta penolakan terhadap perawatan medis yang seharusnya mereka dapatkan,” kata Adalah.

Pasukan Israel menyerang dan menyita kapal-kapal Global Sumud Flotilla pada hari Rabu, 1 Oktober 2025, serta menahan lebih dari 470 aktivis yang berasal dari sekitar 50 negara. Armada tersebut berupaya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menantang blokade Israel terhadap wilayah tersebut.

Gagal Dibunuh Israel, Khalil al-Hayya Pimpin Delegasi Hamas Bahas Gencatan Senjata di Kairo

Pemimpin senior Hamas, Khalil al-Hayya, tiba di Kairo pada hari Minggu, 5 Oktober 2025, untuk memimpin delegasi utama Hamas dalam negosiasi tidak langsung dengan Israel.

VIVA.co.id

6 Oktober 2025