Minggu, 14 September 2025 – 16:25 WIB
Jakarta, VIVA – Majelis Umum PBB pada hari Jumat tanggal 12 September telah mengadopsi Deklarasi New York tentang Penyelesaian Damai Isu Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara. Deklarasi ini mendapatkan dukungan dari 142 negara anggota.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa dibawah kepemimpinan Prancis dan Arab Saudi, mayoritas negara anggota PBB menyetujui deklarasi tersebut. Melalui unggahan di platform X, ia menyebutkan bahwa hasil ini merupakan sebuah momen bersejarah.
Hasil pemungutan suara menunjukkan 142 negara mendukung, 10 negara menolak, dan 12 negara memilih abstain.
Macon menegaskan bahwa Israel dan Palestina harus bisa hidup berdampingan secara damai dan aman. Ia menambahkan bahwa Prancis bersama dengan Arab Saudi, Indonesia, dan mitra lainnya akan melanjutkan rencana perdamaian ini melalui Konferensi Solusi Dua Negara di New York.
Negara-negara yang menolak termasuk Amerika Serikat, Israel, Argentina, Hungaria, Paraguay, Nauru, Mikronesia, Palau, Papua Nugini, dan Tonga. Sementara itu, 12 negara yang abstain antara lain adalah Albania, Kamerun, Kongo, Ekuador, Ethiopia, Fiji, Guatemala, Moldova, Makedonia Utara, Samoa, Sudan Selatan, dan Republik Ceko.
Dokumen resmi PBB menyatakan bahwa deklarasi ini memuat peta jalan yang komprehensif, termasuk gencatan senjata permanen di Gaza, pembebasan sandera, pertukaran tahanan, serta penarikan penuh pasukan Israel. Gaza dan Tepi Barat akan disatukan dibawah Otoritas Palestina melalui Komite Administrasi Transisi sementara.
Deklarasi ini juga merekomendasikan pembentukan Misi Stabilisasi PBB untuk melindungi penduduk sipil, memperkuat aparat keamanan Palestina, dan menjamin keamanan bagi kedua belah pihak. Anggota PBB meminta akses penuh untuk bantuan kemanusiaan, pemulihan layanan dasar, serta dukungan dana untuk UNRWA.
Rencana pemulihan pasca perang dituangkan dalam Arab-OIC Gaza Recovery Plan yang akan dibiayai oleh dana multi-donor, dengan prioritas pada pembersihan puing dan UXO, pembangunan perumahan darurat, pemulihan layanan kesehatan, pendidikan, air, energi, serta penciptaan lapangan kerja.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan dukungan penuh terhadap deklarasi ini.
Presiden Prabowo Subianto telah berulang kali menegaskan komitmennya terhadap solusi dua negara sejak menjabat sebagai menteri pertahanan, dan berpendapat bahwa hanya pendekatan itulah yang dapat menyelesaikan konflik antara Palestina dan Israel.
Prabowo juga telah meluncurkan beberapa langkah konkret, termasuk pemberian beasiswa bagi mahasiswa Palestina, pengiriman kapal rumah sakit, bantuan kemanusiaan, tenaga medis, hingga operasi airdrop bantuan.
Indonesia juga telah mengirimkan pasukan perdamaian TNI ke Gaza pada bulan Juni 2024 dan mendesak kemerdekaan Palestina saat bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada bulan November 2024. (Ant)