Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedang memasang gabion ramah lingkungan untuk mencegah abrasi di sepanjang garis pantai Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Gabion merujuk pada struktur mirip dinding yang terdiri dari tumpukan atau baris kandang, silinder, atau kotak yang dapat diisi dengan berbagai material, seperti pasir, batu, tanah, atau beton.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB, Abdul Muhari, menyatakan di Jakarta pada hari Sabtu bahwa gabion dari BNPB dianggap ramah lingkungan bagi lingkungan pantai, karena terbuat dari serat kelapa.
Beliau menyatakan bahwa BNPB yakin akan ketahanan gabion terhadap gelombang laut, karena pengisian serat kelapa dibuat padat dengan kawat besi. Selain itu, gabion ramah lingkungan ini meraih penghargaan tingkat nasional dalam acara peringatan mitigasi bencana tahun lalu.
Muhari kemudian menyoroti bahwa BNPB melibatkan pengrajin keset Jawa Tengah untuk menenun gabion dengan harapan membawa manfaat ekonomi bagi daerah tersebut.
Menurut Muhari, proses pemasangan gabion telah berlangsung sejak Selasa (27 Agustus), dimulai dari Pantai Sodong, yang terletak di Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala.
Ombak pasang baru-baru ini melanda pantai tersebut, yang termasuk destinasi pariwisata Cilacap, menyebabkan banjir di daerah pemukiman terdekat. Oleh karena itu, BNPB menganggap perlu untuk mencegah kejadian tersebut terulang dengan memasang gabion.
Bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Cilacap, BNPB menargetkan untuk memasang 200 gabion, dengan total panjang 60 meter di pantai.
BNPB bertekad untuk memasang gabion serat kelapa di wilayah pantai lainnya untuk memperkuat kapasitas mitigasi bencana Indonesia, sesuai dengan instruksi Wakil Presiden Ma\’ruf Amin dalam Rapat Koordinasi Nasional 2024 tentang Mitigasi Bencana di Jawa Barat.
Berita terkait: BNPB menyalurkan Rp1,1 miliar untuk penanganan banjir bandang di Ternate
Berita terkait: BNPB Indonesia mendistribusikan bantuan setelah banjir bandang Ternate menewaskan 13 orang
Berita terkait: BNPB memperkuat larangan pendakian Gunung Dukono
Penerjemah: M. Riezko, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024