Semakin Banyak Kritik dari PBNU, PKB Semakin Bertambah Kuat

loading…

Ketua Umum PBNU periode masa khidmat 2010-2021, Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA. Foto/Istimewa

BANDUNG – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode masa khidmat 2010-2021, Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA meminta seluruh kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk menjadikan serangan, kritikan, dan penggerogotan yang terjadi hari ini sebagai cambuk atau jamu.

“Jadikan apa yang dihadapi hari ini sebagai cambuk. Jadikan sebagai jamu, pahit, tidak papa asal sembuh. Semakin mereka mengkritik PKB, PKB semakin sehat dah kuat,” ujarnya dalam Istigosah Kubro yang digelar DPC PKB Bandung, Sabtu (10/8/2024).

Anggota Tim Lima Pendirian PKB itu berkata, PKB di bawah kepemimpinan Gus Abdul Muhaimin semakin maju. Perolehan kursi di tingkat pusat bertambah, dari 58 kursi menjadi 68 kursi. “Itu semua berkat Gus Muhaimin, dan temen-teman PKB di pusat dan daerah,” katanya.

Said Aqil Siroj menyaksikan sendiri bagaimana PKB Bandung solid dan jaya. Itu terjadi karena adanya kekompakan antara Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB.

“Tanpa kekompakan antara NU dan PKB, tidak mungkin sukses,” tegas Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon.

Mutasyar PBNU masa khidmad 2022-2027 bercerita bahwa dia termasuk Tim Lima Pendiri PKB. Tim lima bertugas membuat konsep PKB, baik mukadimah maupun AD/ART.

“Dari lima orang anggota tim lima, tiga orang telah meninggal dunia, dan dua orang masih hidup. Yakni, saya dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Tiga orang yang telah berpulang, bapak Rozi Munir, bapak Ahmad Bagdja, dan bapak Mustopa Zuhad,” ujarnya.

Dia menambah, lambat laun langkah PKB semakin mantap. Semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat.

“Alhamdulillah berkat kerja keras Gus Muhaimin dan seluruh kader PKB dari tingkat pusat maupun daerah,” tutup pengarang buku Ahlisunnah wal jamaah; sebuah kritik historis.

MEMBACA  Pengaruh-pengaruh Sedang Berlomba untuk Menghasilkan Keuntungan dari Insiden Penembakan Trump

(wib)