Kamis, 8 Agustus 2024 – 12:52 WIB
Jakarta, VIVA – Koalisi Indonesia Maju atau KIM, mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta. Belakangan muncul kabar kalau Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, dimungkinkan untuk bersama-sama. Bahkan Partai Golkar mengaku, tidak masalah jika nantinya KIM memutuskan untuk memberi tempat PKS sebagai calon wakil gubernur atau cawagub mendampingi RK.
Baca Juga :
Tenggat Waktu Cari Koalisi Habis, Anies Terancam Ditinggal PKS di Pilgub Jakarta
Jika memang PKS masuk, maka KIM Plus terwujud. Sesuai dengan yang diutarakan Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang menyebut kalau KIM Plus ada di Jakarta.
Analis politik, Arif Nurul Imam mengatakan, jika melihat pergerakan politik terutama jelang pilkada ini, potensi PKS untuk ikut gabung dengan KIM, terbuka.
Baca Juga :
Golkar Pasang Target Duet Imam-Ririn Menang 80 Persen di Pilkada Depok
“Potensi PKS bergabung dalam KIM di Pilkada Jakarta tentu masih terbuka,” kata Arif, kepada VIVA, Kamis 8 Agustus 2024.
Pakar politik dari Ipsos Indonesia, Arif Nurul Imam
Baca Juga :
Jawab Spekulasi Nasdem Urung Calonkan Anies Lalu Gabung KIM Plus, Begini Penjelasan Gus Choi
Arif yang juga Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia, itu mengatakan bila melihat daerah lain, PKS juga bergabung dalam KIM. Seperti di Pilgub Sumatera Utara, PKS ikut mendukung Bobby Nasution yang diusung oleh KIM.
“Kalau kita lihat di Pilgub Sumatera Utara PKS juga akhirnya bergabung di KIM dimana mengusung Bobby Nasution,” jelasnya.
Faktor lainnya jelas Arif, adalah dinamika Pilgub Jakarta masih dinamis. Ia mencontohkan yang awalnya Ridwan Kamil akan tetap di Jawa Barat, ternyata justru akan maju di Jakarta. Walau belum ada keputusan resmi. Namun setelah Dedi Mulyadi yang diusung KIM di Pilgub Jawa Barat, maka RK kemungkinan besar akan ke Jakarta.
Presiden PKS, Ahmad Syaikhu saat menyerahkan berkas dukungan kepada Bobby Nasution dan Surya di Kantor DPP PKS di Jakarta.(istimewa/VIVA)
Photo :
VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)
Arif juga menjelaskan, faktor lain yang memungkinkan PKS akan ikut KIM. Dimana Pilkada Jakarta ini tidak terlepas dari komposisi politik nasional. Bisa jadi, pilkada ini akan menjadi alat tawar politik nasional.
“Sehingga misalnya jika PKS mendukung di Pilkada Jakarta di Koalisi Indonesia Maju misalnya ini akan terakomodasi di rezim yang akan datang kabinet Prabowo-Gibran. Itulah yang mengapa potensi PKS bergabung di KIM masih ada mengingat PKS juga ingin bergabung di pemerintahan ke depan,” jelas Arif.
“Jika ini dijadikan alat negosiasi politik bisa jadi PKS akan mengambil pilihan tersebut,” katanya.
Walau harus diakui, pilihan ikut KIM di Pilkada Jakarta akan menjadi pilihan sulit. Mengingat massa partai tersebut mayoritas condong untuk memilih Anies Baswedan.
“Meskipun ini (bergabung dengan KIM) juga berisiko terhadap simpatisan dan pendukung PKS di Jakarta mengingat suara arus bawah adalah pendukung Anies Baswedan,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Faktor lainnya jelas Arif, adalah dinamika Pilgub Jakarta masih dinamis. Ia mencontohkan yang awalnya Ridwan Kamil akan tetap di Jawa Barat, ternyata justru akan maju di Jakarta. Walau belum ada keputusan resmi. Namun setelah Dedi Mulyadi yang diusung KIM di Pilgub Jawa Barat, maka RK kemungkinan besar akan ke Jakarta.