The National Library telah melampaui Perpustakaan Universitas Leiden untuk menjadi repositori manuskrip Sunda terbesar di dunia. Koleksi perpustakaan telah diperkaya menjadi lebih dari seribu item dengan akuisisi terbaru 536 manuskrip kuno dari peneliti Prancis Viviane Sukanda Tessier dan pasangannya R. Haris Sukanda Natasasmita.
“Kami sekarang melampaui koleksi 785 manuskrip serupa Perpustakaan Universitas Leiden,” kata E. Aminudin Aziz, Pelaksana Tugas Kepala Perpustakaan Nasional, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
“Ini merupakan pencapaian luar biasa, mengingat sifat yang memakan waktu dalam pengumpulan dan pengolahan bahan-bahan seperti ini,” ujar Aziz.
Manuskrip-manuskrip yang baru saja diakuisisi ini, yang diawetkan dengan cermat oleh Yayasan Ngariksa Budaya Indonesia, menawarkan wawasan berharga tentang masyarakat Sunda.
Perpustakaan sedang bekerja untuk mendigitalkan dan membuat dokumen-dokumen sejarah ini dapat diakses oleh para peneliti dan masyarakat.
Manuskrip-manuskrip yang baru diakuisisi, dikombinasikan dengan 467 manuskrip yang sudah ada di perpustakaan, membawa total menjadi 1.003 manuskrip.
Yayasan Ngariksa Budaya Indonesia, yang mempromosikan literasi manuskrip melalui saluran Ngariksa-nya, telah memproses dan melestarikan manuskrip-manuskrip ini selama tujuh tahun.
“Yayasan tersebut mendekati kami untuk mentransfer manuskrip-manuskrip tersebut,” jelas Aminudin.
Melalui kerjasama dengan Center for the Study of Manuscript Culture (CSMC) di Universitas Hamburg, 536 manuskrip ini, beserta 271 catatan terjemahan pendampingnya, didigitalkan dan dikatalogkan menggunakan proyek Dreamsea,” ungkap Azis.
Manuskrip-manuskrip yang telah didigitalkan akan dapat diakses di platform Khasanah pusat Nusantara (Khastara).
“Kami ingin membuat manuskrip-manuskrip ini dapat diakses secara luas, bukan hanya untuk para peneliti tetapi juga untuk masyarakat,” tekankan Azis.
“Kami sedang menjelajahi cara untuk mengubahnya menjadi bahan bacaan yang dapat diakses,” tambahnya.
Koleksi Yayasan Ngariksa terutama menampilkan aksara Pegon dan bahasa Sunda, dengan sebagian bahasa Jawa dan Arab.
Manuskrip-manuskrip ini secara utama mendokumentasikan pengaruh Islam yang mendalam dalam masyarakat Sunda dalam ritual, nasihat, sastra, hukum, astrologi, dan pertanian.
Berita terkait: UK mendigitalkan 120 manuskrip Jawa untuk Yogyakarta
Berita terkait: Manuskrip kuno membantu masyarakat dalam mempelajari sejarah bangsa
Translator: Lintang Budiyanti Prameswari, Aditya Eko Sigit Wic
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024