Hamas mengatakan pemimpinnya Ismail Haniyeh tewas dalam serangan di Tehran.

Organisasi militan Palestina Hamas pada hari Rabu mengatakan bahwa pemimpinnya, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan “Zionis” di kediamannya di Tehran.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram, Hamas berkabung atas kematian Haniyeh “akibat serangan Zionis yang berkhianat di kediamannya di Tehran.

Pada awalnya tidak ada konfirmasi dari pihak Israel.

Berita tentang pembunuhan Haniya datang beberapa jam setelah serangan udara Israel di pinggiran Beirut menargetkan seorang komandan milisi pro-Iran Hezbollah, Fuad Shukr “Sayyid Muhsan.”

Tidak ada konfirmasi kematian oleh Hezbollah.

Hezbollah Lebanon bersekutu dengan Hamas di Jalur Gaza. Mereka juga bersekutu dengan musuh bebuyutan Israel, Iran.

Sejak Hamas memimpin serangan dan pembantaian tak tertandingi di Israel pada 7 Oktober, memicu konflik saat ini di Jalur Gaza, Hezbollah telah saling serang dengan militer Israel hampir setiap hari di perbatasan Lebanon-Israel.

Hamas mengatakan bahwa Haniyeh tewas setelah menghadiri upacara pelantikan presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian, yang berlangsung pada hari Minggu di ibu kota Iran.

Pezeshkian berusia 69 tahun, yang dianggap moderat, dilantik dan resmi menjabat sebagai presiden kesembilan Republik Islam.

Menurut laporan Iran, perwakilan tinggi dari 86 negara ikut dalam upacara pelantikan. Kebanyakan negara Barat tidak mengucapkan selamat kepada Pezeshkian atas kemenangannya dalam pemilihan atau mengirim perwakilannya.

MEMBACA  Melancarkan Invasi, Israel Mengklaim Tidak Akan Menjajah Lebanon dalam Jangka Waktu yang Lama