Pendidikan di Nusantara harus memprioritaskan masyarakat lokal: think tank

Seorang peneliti dari Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Iskandar Agung, mengatakan bahwa peta jalan pendidikan yang sedang disusun untuk Nusantara harus memberikan prioritas kepada masyarakat lokal.

Beliau berbicara dalam diskusi online tentang peta jalan pendidikan Nusantara, yang diikuti secara online dari Jakarta pada hari Senin.

Menurut Agung, peta jalan harus pertama-tama fokus pada pengembangan guru yang kompeten, kepala sekolah, dan staf administrasi.

“Di daerah Nusantara, jika perlu, lebih banyak guru perintis harus ditempatkan. Jika perlu, kita juga akan melakukan seleksi yang tepat dengan memberikan insentif tertentu,” katanya.

Beliau menyarankan bahwa pengembangan pendidikan di ibu kota baru harus diarahkan pada konsep pendidikan abad ke-21, yaitu membangun ekosistem pendidikan terbaik sesuai dengan bakat masa depan, dengan intervensi pada tingkat vokasional.

Ini juga akan mencakup peningkatan ketersediaan pendidikan tinggi di bidang STEM (sains, teknologi, rekayasa, dan matematika) dan manajemen, serta memastikan pendidikan berkualitas tinggi, kata Agung.

Mewujudkan semua ini akan membutuhkan kontribusi yang lebih tinggi dari guru yang mampu mengelola proses pembelajaran untuk menciptakan siswa yang memiliki penguasaan atas ilmu pengetahuan dan teknologi serta kompeten dalam bidangnya, katanya.

“Guru yang kompeten harus memiliki karakter, literasi dalam membaca, menulis, berhitung, budaya, teknologi digital, dan kemampuan untuk menciptakan dan memperbarui,” tegasnya.

Selanjutnya, beliau menekankan bahwa guru di Nusantara harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, dan mereka harus bisa berkomunikasi dan mampu berkolaborasi.

Menurutnya, lebih banyak guru perintis dapat ditempatkan di Nusantara dan wilayah sekitarnya untuk membuka lebih banyak peluang pendidikan berkualitas di sana.

“Pendidikan berkualitas dapat membuka peluang kerja berkualitas juga. Dan ketika peluang kerja tersebut terbuka, harus diberikan kepada masyarakat lokal di sekitar Nusantara untuk pembangunan yang lebih inklusif dan merata,” tambah peneliti tersebut.

MEMBACA  Mobil Parkir di Karimun Senggol Agya Putih, Mengapa Terguling?

Berita terkait: OIKN menyiapkan peta jalan untuk memajukan pendidikan di ibu kota baru Nusantara

Berita terkait: OIKN memastikan layanan pendidikan IKN sebanding dengan Jakarta

Translator: Lintang Budiyanti, Raka Adji
Editor: Tia Mutiasari
Hak cipta © ANTARA 2024