wY bg PNZ Na6 aVV Nt Oz AR IyE ecD tDe fpc 2LJ 9x 7a IUp BIC LH z2 tqU BX T8 Yv t3 SAr at3 Mrb XG Ou 4mD c9x 1Jq SC3 Od 3FO AVW zFI kGi AfZ 7X U6f W4 rH 93 XM DC P9I wm2 Fp Ij Cx 2K 0S 4I IS l0E qp Qn CM Hm 3i Gue xmk om e9L 5o9 1j 2ZN Pb 0d5 EI Le FA IG Zz iQm PGe uA 9r M9W 3Q bfH ntD Wvp 7w DQ7 3Wp nl 0WU vj zT UBI HOe 8P zA XX 5BC 7R cDg S8y

Pemerintah bertujuan untuk memberikan bantuan langsung kepada petani pada tahun 2026.

Pemerintah pusat menargetkan untuk melaksanakan program Bantuan Langsung Tunai untuk Petani (BLP) pada tahun 2026, menurut wakil menteri bidang kemaritiman dan sumber daya alam di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Vivie Yulaswati.

BLP, yang saat ini sedang disiapkan oleh pemerintah, merupakan hasil dari transformasi kebijakan subsidi pupuk.

Selama diskusi di sini pada hari Rabu, Yulaswati menginformasikan bahwa pemerintah akan menguji mekanisme tersebut tahun depan.

Dia mengatakan bahwa program BLP adalah bagian dari transformasi untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Transformasi subsidi akan terutama dilakukan dalam hal distribusi: melalui program BLP, bantuan akan diberikan langsung kepada petani.

“Pada intinya, kami ingin mereformasi subsidi dari (distribusi kepada) produsen menjadi individu,” jelasnya.

Akan ada beberapa perubahan dalam distribusi subsidi pupuk. Pertama, dalam kebijakan baru ini, petani akan mendapatkan transfer tunai langsung, berbeda dengan sebelumnya, ketika bantuan yang diberikan berupa subsidi barang.

Kedua, dalam program BLP, penerima manfaat akan berbasis individu, sedangkan dalam kebijakan subsidi pupuk sebelumnya, penerima manfaat berbasis kelompok.

“Kami menggunakan sumber data yang telah dikembangkan, dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dan dikelola oleh kementerian, yaitu Regsosek (data Registrasi Sosial Ekonomi),” katanya.

Ketiga, dalam kebijakan baru ini, kebutuhan subsidi pupuk akan disesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan tanaman.

Keempat, sementara pemerintah menekankan bantuan berdasarkan volume pupuk yang disubsidi sebelumnya, dalam kebijakan BLP, penekanan akan diberikan pada hasil produksi, produktivitas petani, dan keberlanjutan pertanian.

Dia berharap bahwa dengan transformasi kebijakan subsidi, distribusi bantuan pemerintah akan menjadi lebih efisien dan meningkatkan produktivitas petani melalui fleksibilitas dalam pembelian pupuk.

Program BLP juga diharapkan dapat meningkatkan inklusi keuangan petani skala kecil melalui penargetan yang lebih baik dan transformasi pembayaran ke metode elektronik.

MEMBACA  Kemenhub Mengklaim One Way dan Contraflow Mampu Meningkatkan Kemacetan Arus Mudik-Balik 2024

Program BLP direncanakan akan diuji coba di kabupaten Belitung Timur dan Belitung di Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2025.

Berita terkait: Kementerian menyiapkan duta muda untuk mendukung regenerasi petani

Berita terkait: Indonesia mengalihkan anggaran Rp7 triliun untuk membantu petani melawan kekeringan

Berita terkait: Bulog menyerap 120.000 ton gabah dari petani lokal

Translator: Bayu Saputra, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024