Senin, 22 Januari 2024 – 10:37 WIB
Pengamat politik Ray Rangkuti. Foto: dok JPNN.com
jpnn.com, JAKARTA – Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti merespons sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membiarkan adanya pihak yang mempermainkan konstitusi hingga meluluskan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Ray menilai sikap Presiden Jokowi itu sebagai ancaman bagi demokrasi di Indonesia.
Menurut Ray, anak muda dan kelompok masyarakat sipil harus waswas dengan adanya nepotisme yang sedang dibangun keluarga Jokowi.
Menurut dia, Indonesia yang diproyeksikan menjadi pionir pertumbuhan demokrasi dunia harus gagal karena hasrat politik Jokowi.
“Makanya menurut saya, Jokowi telah mengorbankan demokrasi demi kepentingan keluarga. Dan, nepotisme ini harus dilawan,” kata Ray Ranguti saat menjadi narasumber Diskusi Daring bertajuk Menyikapi Media Asing yang Soroti Dinasti Politik di Pilpres 2024: Jokowi di Ujung Tanduk? yang digelar Forum Intelektual Muda, Jumat (19/1/2024) malam.
Ray tidak habis pikir, keresahan masyarakat soal etika demokrasi dan nepotisme yang ditujukan kepada calon presiden dan calon wakil presiden 2024 nomor urut 2 Prabowo-Gibran (putra sulung Jokowi) dibalas dengan candaan.
Padahal, proses pencalonan Gibran yang menggunakan mekanisme permainan konstitusi di Mahkamah Konstitusi (MK) yang saat itu dipimpin Anwar Usman (adik ipar Jokowi) jelas-jelas cacat dan menciderai demokrasi.
“Misalnya mereka bilang tidak usah didengar, jogetin aja. Kemudian muncul istilah lelucon Samsul (asam sulfat) mereka menganggap semua, tidak lebih dari sekedar lelucon,” katanya.
Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan Jokowi telah mengorbankan demokrasi demi kepentingan keluarga. Nepotisme politik harus dilawan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News