UKT Mahal, Sekjen DPP GMNI Menanggapi, Menyoroti Indonesia Emas 2045

Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) Muhammad Ageng Dendy Setiawan merespons persoalan uang kuliah tunggal (UKT) yang mahal. Menurut Dendy, pendidikan seharusnya bisa membantu meningkatkan soft skill sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Namun, dengan adanya UKT yang terbilang mahal, peningkatan soft skill SDM di Indonesia menjadi terhambat.

Dendy menyatakan bahwa mahasiswa merasakan dampak dari UKT yang mahal. Oleh karena itu, mahasiswa di beberapa wilayah di Indonesia mengkritik kebijakan yang memberatkan mahasiswa itu. Menurut Dendy, pemerintah harus memberikan dan menjamin pendidikan yang baik dan berkualitas untuk warganya.

Pendidikan di Indonesia seharusnya diberikan dan dijamin oleh Pemerintah untuk Warga Negara Indonesia agar bisa menaikkan soft skill dan karakter masyarakat. Penerima KIP Kuliah perlu ditinjau agar tepat sasarannya. Kalau kurang, ya harus ditambah agar masyarakat kecil juga merasakan secara merata.

Dendy mengatakan pendidikan adalah fondasi untuk kemajuan suatu bangsa. Kalau biaya pendidikan mahal, maka masyarakat yang bisa mengenyam pendidikan juga terbatas. Ingat, pendidikan yang mahal membuat masyarakat tidak dapat mengaksesnya sehingga cita-cita Indonesia Emas 2045 bisa jadi hanya wacana.

Sekjen DPP GMNI Muh Ageng Dendy Setiawan menyatakan bahwa persoalan uang kuliah tunggal (UKT) yang mahal akan berdampak pada pencapaian cita-cita Indonesia Emas 2024.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

MEMBACA  Keseruan Audisi Indonesian Idol XIII Makassar, Peserta Tidak Hanya Menyanyi di Depan Juri