Sumber diplomatik memberitahu Al Jazeera bahwa Qatar tidak akan menerima menjadi alat untuk menekan pihak yang sedang bernegosiasi.
Qatar telah menekankan bahwa tidak akan menerima menjadi alat untuk menekan pihak manapun dan bahwa ia berkomitmen untuk mempertahankan peran sebagai mediator jujur dalam mediasinya antara Hamas dan Israel, sumber diplomatik memberitahu Al Jazeera Arabic.
Sumber tersebut mengindikasikan pada hari Minggu bahwa Qatar menegaskan tidak memaksa dirinya kepada pihak-pihak dan tidak dapat melakukan mediasi kecuali diminta untuk melakukannya, termasuk mediasi saat ini antara Hamas dan Israel.
Sumber tersebut mengatakan Qatar tidak akan mengizinkan interferensi dari pihak manapun yang akan mempengaruhi integritas perannya.
Sumber diplomatik mengatakan mediasi Qatar mengganggu beberapa pihak yang telah bekerja untuk mengkritik dan menyerangnya, untuk menekannya agar berubah dari mediator jujur menjadi alat untuk menekan pihak, sesuatu yang belum pernah dilakukan Qatar di masa lalu, mediasi yang sukses, baik di tingkat internasional maupun regional, termasuk file Palestina.
Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan Doha sedang dalam proses mengevaluasi peranannya dalam mediasi ini, menegaskan bahwa Qatar melihat mediasi ini disalahgunakan untuk kepentingan politik yang sempit, seperti yang mereka sebutkan.
Pada hari Sabtu, pejabat yang terinformasi mengungkapkan kepada agensi berita Reuters bahwa Qatar mungkin akan menutup kantor politik gerakan Hamas di Doha sebagai bagian dari tinjauan lebih lanjut terhadap mediasi antara gerakan tersebut dan Israel.