Program Pamsimas telah menjadi salah satu program unggulan nasional untuk meningkatkan akses penduduk pedesaan terhadap air minum yang layak dan fasilitas sanitasi yang bersih dengan pendekatan berbasis masyarakat. Lombok, Nusa Tenggara Barat (ANTARA) – Beberapa wilayah di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, rentan terhadap kekeringan, sehingga dengan dimulainya musim kemarau, cukup banyak penduduk mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih.
Salah satu daerah yang rentan kekeringan adalah Kabupaten Lombok Tengah. Kebutuhan air bersih masyarakat setempat tidak terpenuhi meskipun terdapat beberapa mata air di wilayah tersebut, seperti Benang Stokel, Tibu Lempanas, dan air terjun Pemasir di wilayah utara.
Terdapat setidaknya satu juta penduduk di Lombok Tengah, tersebar di 154 desa dalam 12 kecamatan.
Maka dari itu, pemerintah setempat dan pusat telah berupaya untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat melalui program pemboran sumur air dan Pasokan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, atau disebut program Pamsimas.
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Lombok Tengah menyatakan bahwa penggunaan sumber air mata yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) belum mampu sepenuhnya melayani kebutuhan masyarakat.
Debit air saat ini oleh PDAM hanya mampu melayani 52 ribu pelanggan.
Maka dari itu, pemerintah terus melakukan pemboran sumur air dan melaksanakan program Pamsimas dengan harapan dapat membantu masyarakat dalam mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah fasilitas air bersih bagi masyarakat yang kurang terlayani di daerah pedesaan.
Program ini diharapkan dapat memberikan akses yang berkelanjutan bagi penduduk untuk mendapatkan air minum dan fasilitas sanitasi yang bersih. Dengan demikian, mereka dapat mengikuti perilaku hidup bersih dan sehat.
Pamsimas adalah salah satu program yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia. Sejauh ini, program Pamsimas telah diterapkan di 30 lokasi di Lombok Tengah.
Sementara itu, dari 12 kecamatan di Lombok Tengah, delapan rentan terhadap kekeringan, dan penduduknya kesulitan mendapatkan air bersih saat musim kemarau.
Wilayah Janapria, Praya Timur, Pujut, Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat, Praya, dan Praya Tengah jauh dari sumber air.
Sebaliknya, empat kecamatan yang lokasinya dekat dengan sumber air adalah Batukliang, Batukliang Utara, Kopang, dan Pringgarata.
Antisipasi kekeringan
Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri menyatakan bahwa program Pamsimas dan pemboran sumur air yang didukung oleh pemerintah telah memberikan dampak positif dalam hal memenuhi kebutuhan air bersih.
Salah satu manfaat dari pelaksanaan program Pamsimas adalah bahwa kebutuhan air bersih setidaknya 150 rumah tangga dapat terpenuhi. Maka dari itu, program ini terus dilaksanakan secara berkala, dengan tujuan untuk mengantisipasi kekeringan dan mengatasi kelangkaan air bersih saat musim kemarau.
Sebelum program ini, masyarakat harus mencari air ke mata air yang jauh. Air yang didapatkan hanya digunakan untuk keperluan memasak dan tidak mencukupi untuk mandi dan mencuci.
Bantuan air bersih yang ditawarkan oleh pemerintah menggunakan mobil tangki air belum mampu memenuhi kebutuhan air secara optimal. Sementara itu, program Pamsimas telah sangat membantu penduduk, karena jaringan pipa program ini mencapai rumah mereka.
Pada tahun 2024, pemerintah kabupaten Lombok Tengah mengajukan program Pamsimas ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk diimplementasikan kembali di wilayah tersebut.
Jumlah anggaran yang diajukan untuk perluasan program Pamsimas di Lombok Tengah adalah Rp5 miliar, atau sekitar US$313 ribu, untuk 12 titik Pamsimas.
Secara rinci, semua desa di kecamatan yang rentan kekeringan di Lombok Tengah mendapatkan Rp400 juta untuk program pasokan air bersih. Program ini direncanakan dan dilaksanakan serta dikelola oleh kelompok masyarakat.
Program Pamsimas telah menjadi salah satu program unggulan nasional untuk meningkatkan akses penduduk pedesaan terhadap air minum yang layak dan fasilitas sanitasi yang bersih dengan pendekatan berbasis masyarakat. Program ini juga diharapkan dapat mendukung percepatan penurunan stunting dan mencegah diare.
Kelompok masyarakat yang mendapatkan program ini menggunakan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Maka dari itu, saat musim kemarau, dapat meringankan perjuangan masyarakat dalam mendapatkan air bersih.
Selain program Pamsimas, pemerintah desa telah melakukan pengeboran sumur air lebih banyak.
Meskipun jumlah penduduk yang dilayani dalam program ini tidak sebanyak Pamsimas, setidaknya beberapa daerah saat ini sudah memiliki sumur bor.
Pemerintah setempat berharap bahwa kerusakan sumur bor akan diperbaiki segera, sehingga dapat digunakan dalam jangka panjang untuk membantu masyarakat.
Mempertahankan mata air
Pemerintah kabupaten Lombok Tengah tidak hanya memanfaatkan mata air untuk memenuhi kebutuhan air bersih, tetapi juga melakukan upaya untuk melestarikan lingkungan melalui program penghijauan dengan menanam pohon di daerah mata air potensial.
Dalam peringatan Hari Bumi Sedunia 2024, pemerintah setempat bersama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Ardhia Rinjani menanam ratusan pohon di daerah mata air Desa Lantan untuk melestarikan bumi dan hutan.
Kegiatan penghijauan difokuskan di sisi utara Lombok Tengah untuk menjaga keberlanjutan sumber air mata.
Menjaga mata air bukan hanya tugas pemerintah tetapi juga masyarakat. Hutan di sekitar daerah mata air juga harus dijaga. Masyarakat tidak boleh melakukan deforestasi.
Kelangsungan hidup generasi mendatang hanya bisa terjamin ketika hutan dilindungi secara berkelanjutan.
Berita terkait: Pamsimas telah meningkatkan akses air minum: kementerian
Berita terkait: Kementerian melanjutkan program Pamsimas dengan anggaran negara
Penerjemah: Akhyar R, Kenzu
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2024