Pemilu besar-besaran India, yang dilakukan dua kali dalam satu dekade, sekali lagi meninggalkan dampaknya pada rakyat negara tersebut, dalam bentuk jari telunjuk berbekas ungu.
Komisi Pemilihan menggunakan tinta yang tidak bisa dihapus, atau “tinta pemilih”, untuk mencegah kecurangan atau suara ganda. Setelah seorang pemilih tiba di bilik untuk memberikan suaranya dan identitasnya diverifikasi, tinta tersebut dicat di bagian atas jari telunjuk kiri mereka, meninggalkan noda yang bisa memakan waktu hingga dua minggu untuk hilang.
Meskipun terkesan sederhana, metode ini begitu efektif sehingga telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade.
“Mulai dari perdana menteri hingga orang biasa, semua orang memamerkan jari (yang sudah ditandai),” kata K Mohammed Irfan, direktur manajer Mysore Varnish and Paints Limited (MVPL), perusahaan milik negara yang secara eksklusif membuat dan mendistribusikan cairan tersebut ke bilik pemungutan suara di seluruh negara.
“Mulai dari selebritas hingga bintang film… (ini telah menjadi) suatu tanda demokrasi yang menurut saya identik dengan pemilihan,” katanya kepada CNN dalam wawancara video.
Lebih dari 960 juta orang memenuhi syarat untuk memberikan suara dalam pemilu India, yang merupakan yang terbesar di dunia. Dan para pekerja di pabrik perusahaan di Mysuru, sebuah kota di bagian barat daya negara bagian Karnataka, telah menghabiskan berbulan-bulan untuk menyiapkan hampir 2,7 juta vial tinta, pesanan terbesar mereka hingga saat ini.
Wadah-wadah berwarna oranye diisi dan dikemas dengan hati-hati untuk didistribusikan sebelum pemilu tahun ini, yang sedang berlangsung dan berakhir pada 1 Juni. Setiap vial berisi cairan yang cukup untuk menandai sekitar 700 pemilih.
Kunci dari kekuatan tahan tinta ini? Formula yang sangat terjaga yang tidak berubah sejak tahun 1951. “Tinta yang tidak bisa dihapus tidak memiliki tujuan lain,” kata Irfan. “Kami hanya memproduksi jumlah yang diperlukan.”
Meskipun Irfan mengatakan perusahaan ini “terikat oleh kerahasiaan” ketika soal komposisi tepat tinta tersebut, cairan tersebut mengandung senyawa kimia nitrat perak, yang menyebabkan noda ungu ketika bersentuhan dengan kulit dan terpapar sinar matahari.