Selasa, 16 April 2024 – 19:37 WIB
Semarang – Jumlah wisatawan di Kota Semarang mencatat angka tertinggi di Jawa Tengah pada masa libur Lebaran 2024.
Mengacu data dari hasil penghitungan random sampling yang dilakukan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga Dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jateng, jumlah wisatawan yang berkunjung ke sejumlah destinasi wisata di Kota Semarang mencapai 350 ribu orang selama masa libur Lebaran 2024. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita mengungkapkan, dari angka tersebut, Kota Lama atau Little Netherlands menduduki peringkat pertama sebagai destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Tak hanya terbanyak di Semarang, tapi juga terbanyak di Jawa Tengah.
“Kunjungan di Kota Semarang meningkat 350 ribu wisatawan. Sebanyak 200 lebih di antaranya datang ke Kota Lama,” ujar Mbak Ita, di sela acara halalbihalal di Halaman Balai Kota Semarang, Selasa, 16 April 2024. Setelah Kota Lama, posisi kedua ditempati Lawang Sewu Semarang. Peningkatan kunjungan wisatawan tersebut berdampak pada melonjaknya okupansi hotel di Ibu Kota Jateng. Keterisian hotel tersebut juga di atas rata-rata Jateng.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso menambahkan, jumlah wisatawan yang tercatat tersebut hanya di destinasi-destinasi wisata besar. Menurut Wing, jumlah wisatawan akan makin tinggi bila penghitungan random sampling juga dilakukan secara merata di tempat-tempat wisata yang ada di Kota Semarang. “Tentunya ini sangat menggembirakan, Alhamdulillah warga Kota Semarang sangat mendukung, minimal sedikitnya pengaduan atau komplain dari wisatawan,” katanya. Secara urutan destinasi yang paling banyak dikunjungi wisatawan di Jateng adalah Little Netherlands Kota Lama. Kemudian Masjid Sheikh Zayed Solo, Masjid Agung Demak, disusul Umbul Ponggok Klaten, dan Candi Borobudur Magelang. “Ini tentunya menjadikan Kota Semarang menjadi makin hebat. Tentu akan kami tingkatkan lagi,” katanya. Di sisi okupansi hotel, dia menjabarkan, Kota Semarang berada di atas rata-rata Jateng. Keterisian hunian itu terlihat sejak Ramadan yang menyentuh angka 64 persen. Belum lagi, okupansi menjadi luar biasa ketika memasuki libur lebaran H+1, H+2, dan H+3 yang mencapai 95 persen. Kemudian di hari selanjutnya karena sudah musim arus balik, mulai menurun 85 persen. “Ini juga berdampak pada sektor kuliner, bahkan warung-warung kecil juga tampak luar biasa ramainya karena tingginya kunjungan wisatawan,” kata Wing. Laporan Teguh Joko Sutrisno