Pemimpin oposisi Korea Selatan berharap untuk mengakhiri ‘politik kebencian’ setelah serangan.

SEOUL (Reuters) – Pemimpin partai oposisi utama Korea Selatan, Lee Jae-myung, mengatakan pada hari Rabu ia berharap serangan penikaman yang dialaminya dapat menandai akhir dari “politik kebencian” di negara tersebut.

Ia berbicara kepada wartawan dan pendukung setelah ia keluar dari rumah sakit di Seoul, tempat ia pulih sejak serangan pekan lalu di kota selatan Busan.

“Saya berharap kasus ini yang menggemparkan semua orang dapat menjadi tonggak untuk mengakhiri politik kebencian dan konfrontasi serta mengembalikan politik yang benar,” kata Lee, yang berterima kasih kepada staf medis di rumah sakit dan bersumpah untuk melayani negaranya.

Serangan tersebut secara luas dikutuk sebagai “tindakan teror” dan tantangan bagi demokrasi oleh Presiden Yoon Suk Yeol dan politisi dari partai pemerintah maupun oposisi.

Polisi dijadwalkan akan mengumumkan hasil dari penyelidikan serangan ini nanti pada hari Rabu.

Sebelumnya, pelaku yang diduga menyampaikan permohonan maafnya atas dampak dari serangan ini kepada wartawan saat ia meninggalkan kantor polisi.

Tiga anggota Partai Demokratik oposisi utama mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan partai tersebut dengan alasan ketidaksepakatan terhadap kepemimpinan Lee, sambil berharap kesembuhannya yang cepat.

Meskipun Partai Demokratik dan Partai Kekuasaan Rakyat konservatif Yoon memiliki mayoritas anggota parlemen, sejumlah politisi dari kedua belah pihak telah menunjukkan rencana mereka untuk keluar dan membentuk partai baru untuk ikut dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada bulan April.

(Pelaporan oleh Hyunsu Yim; Penyuntingan oleh Ed Davies)

MEMBACA  Ajakan Kemenag untuk Ikut Serta dalam Gerakan Hari Sejuta Kiblat pada 27 Mei 2024