Muslim dan Palestina Mengalami Tingkat Diskriminasi Tertinggi di Amerika Serikat, Akibat Perang Gaza

Rabu, 3 April 2024 – 12:46 WIB

Washington – Diskriminasi dan serangan yang dilaporkan terhadap Muslim dan Palestina mencapai rekor tertinggi di seluruh Amerika Serikat (AS), pada tahun 2023.

Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya Islamofobia dan ketika perang Israel-Gaza berkecamuk di akhir tahun, menurut data dari kelompok advokasi, pada Selasa, 2 April 2024.
Pengaduan terhadap diskriminasi umat Muslim diketahui berjumlah 8.061 pada tahun 2023. Angka ini meningkat 56 persen dari tahun sebelumnya, dan tertinggi sejak Dewan Hubungan Amerika-Islam memulai pencatatan hampir 30 tahun yang lalu.

“Sekitar 3.600 insiden terjadi dari bulan Oktober hingga Desember,” kata CAIR, kelompok advokasi di AS.

Para aktivis hak asasi manusia juga melaporkan peningkatan global dalam Islamofobia, bias anti-Palestina, dan antisemitisme sejak pecahnya konflik baru-baru ini di Timur Tengah. Insiden-insiden di AS termasuk penikaman fatal pada bulan Oktober terhadap Wadea Al-Fayoume, warga Palestina-Amerika berusia 6 tahun di Illinois, penembakan pada bulan November terhadap tiga siswa keturunan Palestina di Vermont, dan penikaman pada bulan Februari terhadap seorang pria Palestina-Amerika di Texas.

Laporan CAIR mengatakan pada tahun 2023 terjadi lebangkitan kembali kebencian anti-Muslim, setelah penurunan pengaduan tahunan pertama yang tercatat pada tahun 2022. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, insiden semacam itu rata-rata terjadi sekitar 500 kali sebulan sebelum melonjak menjadi hampir 1.200 kali sebulan pada tahun 2023. “Kekuatan utama di balik gelombang Islamofobia yang meningkat ini adalah meningkatnya kekerasan di Israel dan Palestina pada Oktober 2023,” kata laporan itu, dikutip dari ANews, Rabu, 3 April 2024.

Pengaduan yang paling banyak pada tahun 2023 adalah pada kategori imigrasi dan suaka, diskriminasi pekerjaan, kejahatan rasial, dan diskriminasi pendidikan, menurut CAIR. Gerakan perlawanan Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu, dan menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.

MEMBACA  Presiden Prabowo Menggelar Makan Malam Resmi Pertama untuk Menyambut Tamu Negara

Sementara itu, serangan militer Israel berikutnya terhadap Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan lebih dari 32.000 orang, menurut kementerian kesehatan setempat. Hal ini membuat hampir seluruh 2,3 juta penduduknya mengungsi, menempatkan Gaza di ambang kelaparan dan menyebabkan tuduhan genosida. CAIR mengatakan pihaknya mengumpulkan angka-angka tersebut dengan meninjau pernyataan publik dan video serta laporan dari panggilan publik, email, dan sistem pengaduan online.