Pembelajaran di Tenda bagi Siswa Terdampak Banjir Berjalan Optimal: Menteri

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, memastikan proses belajar mengajar di tenda darurat untuk siswa terdampak banjir dan longsor di Sumatra berjalan dengan optimal.

Dia mencatat bahwa pemerintah saat ini masih melanjutkan upaya pembersihan dan perbaikan sekolah. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran hingga Rp20 juta (sekitar US$1.191) per sekolah untuk upaya pembersihan, tergantung kondisi fasilitasnya.

Dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, dia menjelaskan ada 2.303 sekolah terdampak di Aceh, dengan 1.773 di antaranya sudah dipulihkan. Sementara itu, 516 sekolah masih dalam proses pembersihan.

"Namun di Aceh, beberapa sekolah rusak parah dan tak akan siap untuk pembelajaran pada 14 Januari 2026. Oleh karena itu, 14 tenda telah disiapkan," ucapnya.

Menteri menekankan bahwa proses belajar akan tetap berlanjut, meski fasilitas yang dipakai bervariasi.

"Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah telah memastikan bahwa bahkan di dalam tenda sekalipun, proses belajar mengajar akan dilaksanakan seefektif mungkin," katanya.

Lebih lanjut dia menyebutkan, di Sumatra Barat, 500 sekolah terdampak, dan dari jumlah tersebut, 431 sekolah fasilitasnya telah diperbaiki dan siap melanjutkan kelas.

"Ada 21 sekolah yang masih melaksanakan belajar di tenda. Meski begitu, proses percepatan terus dilakukan," tambahnya.

Adapun di Sumatra Utara, dari total 981 sekolah terdampak, 933 telah dipulihkan, sementara 29 lainnya masih menjalani pembersihan.

"Namun, 19 sekolah mustahil siap pada 5 Januari, sehingga proses belajar masih perlu dilakukan di tenda," kata Pratikno.

Untuk memastikan pembelajaran berjalan, pemerintah daerah juga memanfaatkan fasilitas lain. Misalnya di Padang, Sumatra Barat, puskesmas digunakan sebagai tempat belajar tanpa mengurangi layanan yang diberikan.

Menteri melaporkan, total terdapat sekitar 3.700 sekolah terdampak di tiga provinsi tersebut, dengan sekitar 3.100 di antaranya rusak berat. Sejauh ini, 587 sekolah masih dalam proses pembersihan yang ditargetkan selesai pada 4 Januari 2026.

MEMBACA  Bergabung dengan OECD untuk meningkatkan status menjadi negara maju: menteri

Namun, dia mencatat bahwa 54 sekolah kemungkinan masih perlu melaksanakan pembelajaran di tenda.

Berita terkait: Gov’t to rebuild disaster-hit religious schools in 2026

Berita terkait: Indonesia provides free internet access to flood-affected schools

Berita terkait: Sumatra schools struggle to resume classes after floods, landslides

Penerjemah: Lintang Budiyanti, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar