Harga Perak Tembus Rekor Baru! Sentuh Level Fantastis di Atas US$80 per Ons

Senin, 29 Desember 2025 – 11:41 WIB

Jakarta, VIVA – Reli harga perak global belum ada tanda-tanda berhenti. Logam mulia ini baru saja buat rekor baru dengan tembus level US$82 atau sekitar Rp 1,37 juta (estimasi kurs Rp 16.770 per dolar AS) per ons untuk pertama kalinya pada Senin, 29 Desember 2025 pukul 06.00 waktu Inggris.

Kenaikan yang agresif ini menunjukan bahwa perak sekarang bukan cuma ikut-ikutan pergerakan emas. Lonjakan harga ini dipicu oleh pasokan yang makin sedikit dan permintaan yang tinggi dari sektor industri serta investor ritel.

Berdasarkan pantauan VIVA di Gold Price, harga perak sempat turun ke level US$77 setelah capai titik tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Saat ini, perak diperdagangkan di harga US$78,45 per ons atau naik 2,12 persen.

Dikutip dari Finimize, harga perak telah melonjak sekitar 181 persen sepanjang tahun 2025. Ini bikin perak jadi salah satu aset dengan kinerja terbaik di pasar komoditas global.

Lonjakan harga perak ini disebabkan kombinasi faktor fundamental dan makroekonomi. Dari sisi pasar logam, stok yang tersedia makin menipis, sementara kebutuhan industri dan minat beli investor tetap kuat. Kondisi ini bikin tekanan naik pada harga jadi signifikan.

Dari sisi makro, pelemahan dolar AS dan ekspektasi pemotongan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) juga memperkuat reli. Saat suku bunga diperkirakan turun, imbal hasil dari aset berbunga ikut melemah, sehingga biaya peluang buat memegang aset tanpa imbal hasil seperti logam mulia jadi lebih rendah.

“Ketika pasar memperkirakan kebijakan moneter yang lebih longgar, imbal hasil dan dolar biasanya melemah. Kondisi ini cenderung mendorong kenaikan harga logam yang diperdagangkan dalam dolar,” begitulah pandangan pasar yang mencerminkan sentimen investor global.

MEMBACA  Produsen mobil listrik China Zeekr mematok harga IPO sebesar $21, di ujung atas rentang harga, laporan menyatakan

Sementara itu, harga emas memang terkoreksi tipis ke kisaran US$4.528 per ounce setelah sempat buat puncak baru. Tapi secara tahunan, emas masih menguat sekitar 72 persen didorong oleh arus masuk dana ETF dan pembelian yang konsisten dari bank sentral berbagai negara.

Berbeda sama emas, perak punya keterkaitan yang lebih kuat dengan aktivitas manufaktur. Permintaan industri yang tinggi bikin perak sering dianggap seperti komoditas, dan stoknya yang terbatas bikin pergerakan harganya cenderung lebih ekstrem, baik saat naik maupun turun.

Kekuatan logam mulia juga terlihat dari pergerakan platinum dan palladium yang tetap solid. Hal ini mengindikasikan bahwa investor melihat sektor logam mulia sebagai tema investasi yang besar, bukan cuma reli sesaat pada emas saja.

Tinggalkan komentar