Jakarta (ANTARA) – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan pelaku utama ekosistem digital nasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan dan menilai pemulihan telekomunikasi pasca banjir di Aceh Tamiang, Aceh. Hal ini seiring intensifikasi upaya bantuan dan rekonstruksi pasca bencana baru-baru ini.
Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid mengatakan kunjungan ini menekankan kolaborasi nyata antara pemerintah dan mitra swasta. Tujuannya agar masyarakat terdampak mendapat dukungan darurat dan kembali akses layanan penting.
Dia menyatakan usaha bersama ini mencerminkan tanggung jawab bersama untuk membantu warga pulih dan melanjutkan kehidupan sehari-hari.
“Proses pemulihan harus kita lakukan bersama. Hari ini, kementerian bersama seluruh ekosistem digital dan mitra hadir di sini untuk mengecek kondisi langsung dan menyalurkan bantuan kepada keluarga dan saudara kita di Aceh,” ujar Hafid dalam pernyataan yang dirilis Minggu.
Dia menekankan kehadiran pemerintah di daerah bencana bukan sekadar kunjungan seremonial, namun melibatkan pendampingan langsung kepada masyarakat selama fase pemulihan. Khususnya dalam memulihkan konektivitas dan infrastruktur dasar yang krusial bagi aktivitas ekonomi dan sosial.
Perusahaan dan institusi yang terlibat dalam distribusi bantuan antara lain BUMN telekomunikasi Telkom dan Telkomsel, operator swasta Indosat Ooredoo Hutchison dan XL Axiata, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), kelompok logistik Asperindo, serta Lembaga Penyiaran Publik RRI, TVRI, dan LKBN ANTARA.
Bantuan yang disalurkan mencakup 118 tangki air bersih berkapasitas 8.000 liter masing-masing, yang akan didistribusikan secara bertahap minggu depan ke daerah yang masih kesulitan akses air aman pasca banjir.
Bantuan tambahan terdiri dari obat-obatan, pakaian, perlengkapan ibadah, tenda dilengkapi fasilitas sanitasi, kelambu, sumur bor, serta alat berat untuk membersihkan puing dan membuka kembali akses jalan di lokasi yang parah terdampak.
Untuk pemulihan telekomunikasi, Hafid menyatakan konektivitas di seluruh Aceh secara keseluruhan telah pulih lebih dari 95 persen, meski beberapa wilayah masih menghadapi tantangan signifikan.
Dia mencatat kemajuan pemulihan di Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues berkisar antara 60 hingga 80 persen, sangat bergantung pada pemulihan pasokan listrik.
Penerjemah: Farhan, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025