Pernyataan ini disampaikan sehari setelah Arab Saudi memerintahkan kelompok separatis Yaman untuk menarik diri dari provinsi-provinsi timur yang direbut awal bulan ini.
Diterbitkan Pada 26 Des 202526 Des 2025
Klik di sini untuk membagikan di media sosial
share2
Uni Emirat Arab telah menyambut baik upaya-upaya Arab Saudi untuk mendukung keamanan dan stabilitas di Yaman serta tetap berkomitmen untuk mendukung stabilitas di negara tersebut, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri UAE.
Pernyataan UAE pada Jumat itu datang sehari setelah Arab Saudi menyatakan harapannya agar kelompok separatis selatan utama Yaman, Dewan Transisi Selatan (STC), mengakhiri eskalasi dan menarik pasukannya dari provinsi-provinsi timur, Hadramaut dan al-Mahra.
Rekomendasi Cerita
*daftar 3 item*
*akhir daftar*
STC, yang sebelumnya mendapat dukungan militer dan finansial dari UAE, mendesak pemerintah yang diakui internasional dan didukung Arab Saudi dari markas besarnya di Aden sembari mengklaim kendali luas di seluruh wilayah selatan awal bulan ini.
“UAE menegaskan kembali komitmen teguhnya untuk mendukung segala upaya yang bertujuan memperkuat stabilitas dan pembangunan di Yaman,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Emirat tersebut.
Pada 12 Desember, sebuah delegasi militer bersama Arab Saudi-UAE tiba di Aden untuk membahas langkah-langkah guna meredakan ketegangan di negara itu.
Arab Saudi menyatakan tim tersebut dikirim untuk membuat “penataan yang diperlukan” guna memastikan kembalinya pasukan STC ke posisi mereka sebelumnya di luar kedua provinsi tersebut, menambahkan bahwa upaya-upaya itu masih berlangsung.
Kemajuan STC berpotensi memicu konfrontasi dalam koalisi rapuh yang telah memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran di utara Yaman selama satu dekade.
Kelompok separatis awalnya merupakan bagian dari aliansi yang melakukan intervensi di Yaman pada 2015 untuk melawan Houthi. Namun, kelompok tersebut kemudian berbalik melawan pemerintah dan memperjuangkan pemerintahan mandiri di selatan.
Yaman sendiri telah dilanda perang saudara sejak 2014, dengan kelompok Houthi menguasai bagian utara negara itu, termasuk ibu kota Sanaa, setelah memaksa pemerintah yang didukung Saudi untuk mengungsi ke selatan.
Terletak di antara Arab Saudi dan jalur pelayaran penting di Laut Merah, Yaman terpecah menjadi negara utara dan selatan hingga 1990.