Sudah hampir sepuluh tahun sejak Netflix merilis serial orisinil yang menarik minat io9 karena pengaruh kuatnya dari Steven Spielberg dan Stephen King. Awalnya, kami tak yakin apakah serial ini cukup “io9” untuk diulas. Apakah benar-benar mengandung unsur horor sains-fiksi, atau hanya sekadar tontonan ringan tentang petualangan anak-anak 80-an dengan sepeda mereka?
Nyatanya, setelah lima musim, kita tahu Stranger Things memang seri yang berfokus pada hal supernatural, dan telah menjadi fenomena budaya masif yang kerap melampaui posisinya di Top 10 Netflix. Tak hanya meluncurkan karier (ingat saat Winona Ryder dan Matthew Modine adalah nama terbesar di pemain?), popularitasnya merembes ke dunia musik, game, bahkan kuliner.
Selain data statistik baru yang mengungkit rating Stranger Things yang terus naik—didorong oleh musim kelima dan terakhir yang merilis tiga episode baru pekan ini—Netflix membagikan siaran pers yang mengkaji dampak acara ini di luar jumlah penontonnya yang fantastis. (Jika penasaran, musim 1-4 “telah meraup lebih dari 1,2 miliar views hingga saat ini, yang terbanyak untuk acara Netflix”; sementara volume pertama musim lima “telah mencapai 102,6 juta views secara global, dan seluruh lima musim masih bertengger di Top 10 minggu ini.”)
Satu catatan menarik dalam rilis tersebut menyoroti adegan yang paling sering ditonton ulang, yaitu adegan Nancy dirasuki Vecna di musim empat episode tujuh (yang memuat detail penting rencana masa depan Vecna), dan duet besar “NeverEnding Story” antara Dustin dan Suzie di musim tiga episode delapan.
Kita telah tahu lagu Kate Bush tahun 1985 “Running Up That Hill” meraih kesuksesan puncak tangga lagu setelah digunakan berulang di musim empat; lagu itu juga sudah dipakai lagi di musim lima. Lagu lain yang mendapat dorongan khusus dari musim lima adalah “Upside Down” milik Diana Ross, yang “mengalami peningkatan 1.250% dalam streaming global dari Gen Z.”
Sementara generasi lain menunggu dengan cemas apakah tren musik disco akan kembali, juga terjadi peningkatan signifikan dalam streaming lagu “I Think We’re Alone Now” milik Tiffany (karena bintang pop memang tahu tentang monster, Holly!), “Mr. Sandman” milik The Chordettes (sudah jadi lagu ikonik horor berkat Halloween II), dan “Fernando” milik ABBA, yang tepat untuk menemani wine mom berendam sebelum harus melawan Demogorgon.
Netflix juga ingin Anda tahu bahwa “antara debut musim satu di 2016 dan musim empat di 2022, dunia Dungeons & Dragons, yang jadi favorit Eddie Munson dan Hellfire Club, mengalami pertumbuhan meteoris sebesar 673%.” Klaim ini, seperti dicatat Variety, tak menyebut bahwa D&D “telah membuat banyak kemajuan pesat sendiri dalam sembilan tahun terakhir, termasuk film fitur 2023, ekspansi permainan, dan lain-lain,” meskipun itu mencakup beberapa kolaborasi Stranger Things.
Siaran pers Netflix juga mengunggul-unggulkan kesuksesan banyak rilisan produk tie-in Stranger Things, termasuk kue Chips Ahoy berisi merah (rilisnya tidak menyebut Peanut Butter Boppers atau, anehnya, wafel Eggo), sepat sneaker Nike Dunk Low dengan logo terbalik yang lebih sederhana, buku dan komik, serta pengalaman imersif Stranger Things: The Experience.
Seiring serial ini mendekati akhir (tiga episode tiba pada Natal, lalu akhir grand tayang di Malam Tahun Baru), tampaknya kereta merchandise akan terus berjalan untuk Stranger Things (sudah lihat set Lego Creel House?)—dan Netflix kemungkinan akan memecahkan lebih banyak rekor penonton sebelum kita melihat Vecna untuk terakhir kalinya. Tak diragukan lagi akan ada lebih banyak lagu retro yang muncul di sisa musim ini. Ditambah, spin-off animasi yang tiba tahun depan tentu akan membantu menjaga demam Stranger Things tetap hidup.
Ingin berita io9 lebih lanjut? Cek jadwal rilisan terbaru Marvel, Star Wars, dan Star Trek, kelanjutan DC Universe di film dan TV, serta semua yang perlu diketahui tentang masa depan Doctor Who.