CEO Nvidia, Jensen Huang, dari nol jadi miliarder, tapi dia gak gengsi ngerjain tugas kecil.
Di usia 62 tahun, bos perusahaan termahal di dunia ini bilang awal yang sederhana sebagai tukang cuci piring justru bikin dia belajar untuk gak nolak tugas apapun.
“Gak ada tugas yang terlalu hina buat gue,” katanya dalam sebuah wawancara dengan sekolah bisnis Stanford, yang baru-baru ini muncul lagi di X.
Bahkan di pekerjaan paling rendah, orang terkaya kesembilan di dunia ini gak pernah menghindar dari kerjaan kotor.
“Gue bersihin banyak toilet. Gue bersihin lebih banyak toilet dari kalian semua digabung, dan beberapa diantaranya bener-bener gak bisa dilupain,” ujarnya.
Kalo ada yang minta tolong ke Huang, dia bilang dia coba setidaknya untuk bantu. Dengan gitu, orang yang punya masalah itu bisa liat cara berpikir baru, tambahnya.
“Kalo kamu kirim sesuatu dan mau masukan gue, dan gue bisa membantumu, dan dalam review gue, gue bagi caranya gue nalarin masalah itu, gue udah berkontribusi buat kamu,” kata Huang. “Gue bikin kamu bisa liat gimana gue berpikir tentang sesuatu, dan dengan nalar itu, kamu jadi lebih berdaya.”
Nilai-nilai ini jadi dasar gaya kepemimpinan Huang dan sebagian alasannya dia bernilai $161.8 miliar, menurut Forbes. Lahir di Taiwan, Huang pindah ke AS umur 9 tahun tanpa orang tua. Remaja, dia kerja jadi tukang cuci piring di Denny’s.
Bahkan, di Denny’s-lah Nvidia, perusahaan masa depannya, mulai berdiri, menurut situs Nvidia.
Bertahun setelah kerja di rantai restoran itu sebagai cuci piring, lulusan Stanford ini ketemu dengan rekan pendiri masa depannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem, buat bahas ide chip yang bisa bikin grafis 3D jalan di PC. Ide ini jadi cikal bakal Nvidia, kerajaan chip yang sekarang bernilai $4.5 triliun.
Awalnya gak gampang, kata Huang. Waktu dia presentasiin ide ke bosnya di LSI Logic, Wilfred Corrigan, dia bilang itu “salah satu elevator pitch terburuk yang pernah dia dengar.”
Tapi, Corrigan bisa yakinkan Don Valentine, pendiri Sequoia Capital, buat dengerin pitch itu karena etos kerja Huang yang kuat.
Elon Musk, yang ternyata punya peran dalam cerita awal Nvidia, kasih komentar soal wawancara Huang yang muncul lagi minggu ini.
“Ini jalannya,” tulis Musk di X. Waktu Nvidia perkenalkan superkomputer AI pertamanya, Musk ternyata satu-satunya yang menghubungi, bilang dia punya “lab AI nirlaba” yang butuh produk kayak gitu. Meski Huang ragu organisasi nirlaba mau beli komputer $300.000, dia antarin sendiri ke San Francisco ke tim yang kemudian sadar adalah tim OpenAI di balik ChatGPT. Musk keluar dari OpenAI tahun 2018.