Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto memuji penandatanganan massal 50.030 kredit perumahan bersubsidi — yang terbesar sepanjang sejarah — sebagai sebuah pencapaian luar biasa bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Berbicara dalam acara penandatanganan di Banten pada Sabtu, Prabowo menyatakan pembangunan nasional adalah proses jangka panjang yang dilanjutkan oleh para pemimpin secara berkesinambungan.
Dia mencatat bahwa inisiatif perumahan ini dimulai sejak pemerintahan sebelumnya dan tetap menjadi komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Hari ini adalah pencapaian yang luar biasa: penandatanganan massal 50.030 KPR bersubsidi, yang dirintis oleh Presiden SBY, dilanjutkan oleh Presiden Jokowi, dan saya akan melanjutkan serta memperbaikinya," ujar Prabowo.
Dia mendorong para developer perumahan untuk mempertahankan kualitas konstruksi agar keluarga berpenghasilan rendah dapat memperoleh hunian yang layak, meski dengan skema subsidi.
Prabowo menekankan bahwa keluarga kurang mampu harus didukung dan diberdayakan, dengan menyebut program Satu Juta Perumahan pemerintah bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat ekonomi lemah.
Program ini, katanya, juga akan menguntungkan komunitas di sekitarnya, termasuk pekerja konstruksi, pedagang kecil, dan pelaku ekonomi lokal lainnya.
Presiden lebih lanjut menegaskan komitmennya untuk memberantas kemiskinan, penyelundupan, dan korupsi guna memastikan kesejahteraan yang lebih luas.
"Jika yang paling lemah diberdayakan, mereka akan menghidupkan kembali seluruh perekonomian. Karena itulah kita harus memberantas kemiskinan serta menghentikan penyelundupan dan korupsi," tegasnya.
Penandatanganan massal kredit perumahan bersubsidi yang berlangsung di 33 provinsi ini mencatatkan rekor sebagai acara serupa terbesar di Indonesia.
Acara diselenggarakan di Kompleks Perumahan Pondok Banten Indah di Serang, Banten, yang luasnya mencapai 20 hektar dan berpotensi dikembangkan hingga 60 hektar.
Pada tahap awal, akan dibangun 1.600 unit rumah bersubsidi dan 150 unit rumah klaster. Setiap rumah subsidi akan menempati lahan seluas 60 meter persegi dengan luas bangunan 36 meter persegi.
Per 19 Desember, penyaluran KPR bersubsidi telah mencapai 263.017 unit senilai Rp32,67 triliun, melibatkan 39 bank, 22 asosiasi pengembang, dan 7.998 developer di 401 kota dan kabupaten.
Berita terkait: Prabowo menyaksikan penandatanganan massal 50.030 kredit rumah subsidi
Berita terkait: Banjir Sumatra: Presiden Prabowo desak percepatan pembangunan perumahan
Penerjemah: Maria Cicilia G P, Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025