Indonesia Genjot Budidaya Perikanan Saat Produksi Capai 5,02 Juta Ton

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan industri akuakultur Indonesia, dengan produksi ikan budidaya nasional mencapai 5,02 juta ton pada triwulan ketiga 2025.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Haeru Rahayu, menyatakan bahwa angka terbaru ini mewakili 96,95 persen dari target tahunan sebesar 5,17 juta ton.

“Kami sedang menghitung produksi untuk triwulan keempat, yang meliputi Oktober, November, dan Desember. Kami harap target tahun ini sebesar 5,17 juta ton dapat tercapai,” ujarnya dalam konferensi pers tentang produksi komoditas akuakultur Indonesia di Jakarta, Kamis.

Tanpa menyebut angka pastinya, Rahayu menekankan bahwa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari subsektor ikan budidaya telah melampaui targetnya sebesar 391,55 persen, berkat langkah-langkah pendukung yang diterapkan oleh unit teknis KKP.

Ia juga menyampaikan bahwa, selain komoditas ikan, industri akuakultur Indonesia telah memproduksi 8,2 juta ton rumput laut hingga September, atau mencapai 94,97 persen dari target 2025 sebesar 8,63 juta ton.

Pejabat itu lebih lanjut menjelaskan bahwa kementeriannya mengadopsi pendekatan ekonomi biru, yang berupaya menyeimbangkan manfaat ekologi dan ekonomi, dalam memajukan industri akuakultur Indonesia. Fokusnya pada lima komoditas bernilai tinggi: udang, rumput laut, ikan nila, kepiting, dan lobster.

“Perlu diketahui bahwa udang kita memiliki pasar yang sangat besar, karena kita dapat menghasilkan dari US$1,1 miliar hingga US$2 miliar dari ekspor,” jelas Rahayu.

Untuk lebih memperkuat produksi nasional, lanjutnya, KKP menjalankan tiga strategi utama: membina proyek percontohan akuakultur sebagai contoh praktik terbaik yang dapat ditiru, merevitalisasi tambak, serta memperkuat pengembangan desa budidaya berbasis masyarakat.

Dia mencontohkan sebuah proyek percontohan berpusat pada budidaya ikan nila di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, di mana KKP telah menetapkan area seluas 315 hektar sebagai kawasan akuakultur, yang diperkirakan akan berkembang menjadi 400 hektar pada akhir tahun ini.

MEMBACA  Prabowo Ajak Prajurit Muda Menghargai Sejarah dan Kemerdekaan

Selain itu, dia melaporkan bahwa KKP saat ini sedang mengerjakan kawasan budidaya udang terintegrasi seluas 2.000 hektar di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp7 triliun (sekitar US$420 juta).

“Jika proyek ini berjalan sesuai rencana, kami memperkirakan dapat memproduksi setidaknya 75 ribu ton udang dan menyerap sekitar 10 ribu pekerja,” tambahnya.

Rahayu kemudian menegaskan bahwa semua program akuakultur yang sedang berjalan berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan pembudidaya sekaligus memastikan keberlanjutan lingkungan dan sumber daya.

Tinggalkan komentar