Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar Pelatihan Pembelajaran Mendalam bagi para kepala sekolah dan guru pendidikan dasar.
Program ini diselenggarakan oleh Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Jawa Barat bekerja sama dengan Persatuan Islam (Persis).
Dalam sambutannya, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat menekankan bahwa pembelajaran mendalam merupakan salah satu prioritas kementerian dalam menjawab berbagai tantangan proses belajar mengajar di sekolah dasar dan menengah.
“Pembelajaran mendalam bukan kurikulum baru, tapi pendekatan yang menuntut guru menguasai materi pelajaran secara komprehensif. Prioritas utamanya adalah menentukan apa yang diajarkan sebelum bagaimana mengajarkannya,” kata Atip dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan di Jakarta, Minggu.
Dia mencatat, banyak masalah pembelajaran saat ini bersumber dari kemampuan siswa yang terbatas dalam mengkontekstualisasikan materi, termasuk dalam matematika dan bahasa.
Berdasarkan hasil asesmen terkini, tambahnya, banyak siswa paham konsep matematika dasar tetapi kesulitan mengaplikasikannya dalam situasi nyata. Tantangan serupa terlihat dalam kemampuan membaca dan pemahaman, baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris.
Atip juga menyoroti tiga pilar kunci pembelajaran mendalam: pembelajaran bermakna, kemampuan mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari, pembelajaran penuh kesadaran, serta pembelajaran menyenangkan agar proses belajar dapat dinikmati guru dan siswa.
“Pembelajaran tidak boleh berlangsung di bawah tekanan. Guru juga harus dibebaskan dari beban administrasi yang tidak perlu agar bisa fokus mengajar,” ujarnya.
Wamendikdasmen itu lebih lanjut menyoroti pentingnya peningkatan kompetensi dan kualifikasi guru secara berkelanjutan.
Menurut Atip, pemerintah Indonesia terus memperluas dukungan bagi guru, termasuk fasilitas pembelajaran, beasiswa untuk peningkatan kualifikasi, serta tunjangan bagi guru non-PNS.
“Pemerintah memberikan perhatian serius terhadap peningkatan mutu pendidikan, dari perbaikan sarana hingga penambahan dukungan untuk guru. Kompetensi guru harus terus dikuatkan, terutama penguasaan konten sebagai fondasi pembelajaran mendalam,” kata Atip.
Program pelatihan ini diikuti 236 peserta, terdiri dari 172 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan 64 guru sekolah dasar, yang mendapat bimbingan dari instruktur BBGTK Jawa Barat yang ahli di berbagai bidang.
Sementara itu, 106 kepala sekolah mengikuti program ini, meliputi 61 kepala PAUD, 26 kepala SD, 13 kepala SMP, empat kepala SMA, dan dua kepala SMK dari lembaga pendidikan di bawah jaringan Persis.
Berita terkait: Memperkenalkan metode pembelajaran mendalam untuk memajukan generasi masa depan
Berita terkait: Pemerintah RI sebut pembelajaran mendalam tak tambah beban siswa dan guru
Penerjemah: Hana, Azis Kurmala
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025