Minggu, 7 Desember 2025 – 00:10 WIB
Manggarai Timur, VIVA – Walau sudah terima bantuan smart TV dari Presiden Prabowo Subianto untuk dukung pembelajaran digital, namun ratusan sekolah di pedalaman Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih hadapi tantangan serius. Masalahnya yaitu akses jalan, listrik, dan tidak ada sinyal internet. Hal ini menimbulkan keprihatinan tentang ironi pendidikan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Baca Juga :
Prabowo Perintahkan Pulihkan Listrik dan Jalur Darat Sumatera untuk Pasok Logistik dan BBM
Program bantuan smart TV ini adalah langkah positif untuk dukung transformasi digital di pendidikan. Presiden Prabowo menyatakan program penyediaan smart TV untuk guru adalah solusi bagi ketimpangan akses pendidikan di daerah 3T.
Baca Juga :
Prabowo Tak Terima Disebut ‘Rambo Podium’ soal Penegakan Hukum, Tegaskan Tak Pandang Bulu
Dengan memakai smart TV, diharapkan guru bisa sajikan materi belajar yang lebih menarik dan interaktif, sehingga tidak lagi terhambat jarak. Distribusi smart TV ke sejumlah sekolah di pedalaman Manggarai Timur yang dikirim dari kota, tidak semudah yang dibayangkan. Pengiriman dilakukan dengan usaha ekstrem, yaitu dipikul bergantian oleh guru dan orang tua lewat medan sulit.
Baca Juga :
Prabowo Tegaskan Swasembada, Singgung RI Dikaruniai Kelapa Sawit
Selain itu, banyak sekolah penerima yang ternyata belum ada listrik, juga tidak ada jaringan internet. Sangat sulit, guru dan orang tua siswa terpaksa bergantian memikul smart TV dengan berat total sekitar 79 kilogram (LCD 56 kg + aksesoris 23 kg), diperkirakan harganya Rp25-30 juta, melewati jalan licin dan berbatu.
Sekolah yang sudah ada listrik tapi belum ada internet, atau yang ada internet tapi tidak ada listrik, atau tidak punya keduanya, hanya bisa pasrah dan menunggu. Mereka menunggu sampai bantuan teknologi dari Presiden Prabowo bisa berfungsi baik.
Kondisi sulit ini nyata terjadi di SDI Compang Ngeles di Desa Rana Gapang, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Televisi pintar itu tidak bisa difungsikan karena tidak ada jaringan internet.
Guru dan orang tua siswa pikul Smart TV program presiden Prabowo di NTT.
Kondisi Infrastruktur Parah dan Tidak Ada Jaringan Internet
Kepala Sekolah Dasar Inpres (SDI) Compang Ngeles, Viktor Nasus, mengatakan bahwa bantuan paket LCD dan aksesorisnya diantar dengan susah payah.
Halaman Selanjutnya
“Kami pikul dari lokasi Kampung Compang ke SDI Compang Ngeles, jaraknya kurang lebih 500 meter. Berat paket LCD 56 kg dan aksesori lain 23 kg. Kami pikul bergantian,” ujar Viktor, Sabtu, 6 Desember 2025.