Senin, 1 Desember 2025 – 17:21 WIB
Jakarta, VIVA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menerima kunjungan Dmitry Lukashenko, putra dari Presiden Belarusia. Mereka membahas peluang kerjasama strategis antara kedua negara di bidang pertanian.
Baca Juga :
Berkat Aduan Lapor Pak Amran! Pegawai Pungli Dipecat
Dalam pertemuan di Jakarta Selatan, Dmitry menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat Kementan. Belarusia menegaskan melihat Indonesia sebagai mitra strategis dan siap memperluas kerjasama pertanian, khususnya untuk ketahanan pangan.
“Kami melihat beberapa aspek kerjasama. Belarusia adalah negara agrikultur besar seperti Indonesia. Subjek utamanya adalah keamanan pangan. Kita punya banyak pengalaman yang bisa dibagi dengan Indonesia. Terima kasih atas sambutan hangatnya,” kata Elias Borisovich, anggota delegasi yang mewakili Dmitry.
Baca Juga :
Acungan Jempol Untuk Mentan Amran Sulaiman
Belarusia juga menyampaikan minat untuk membuka peluang pembelian produk cokelat Indonesia, serta akan bahas kemungkinan pembelian CPO dan coconut milk.
Sementara itu, Mentan Amran menekankan pentingnya kerjasama yang beri manfaat konkret bagi Indonesia, terutama untuk kebutuhan pangan dan penguatan industri hulu pertanian.
Baca Juga :
Mentan Amran Tindak 115 Distributor Pupuk Subsidi Nakal
Ia menekankan fokusnya adalah melihat peluang kerjasama strategis di sektor pertanian yang saling menguntungkan.
“Ini untuk menggolkan misi Indonesia. Jadi ini win-win solution. Kita butuh susu, dan kita juga butuh potas. Ini sangat penting karena beberapa komoditas itu tidak bisa diproduksi di Indonesia. Yang terpenting, harganya lebih murah dan kualitasnya terjamin,” ujar Mentan Amran.
Kepentingan Indonesia tidak berhenti di sektor peternakan dan pupuk. Pemerintah mendorong Belarus untuk membuka pasar bagi komoditas unggulan nasional.
“Kita punya palm oil, produksinya 46 juta ton. Kita juga punya kelapa dan kakao. Sekarang kita surplus. Jadi penekanannya jelas, kerjasama harus saling menguntungkan,” tegasnya.
Mentan Amran juga menyampaikan harapan agar Belarusia bisa ambil peran lebih besar dalam mendukung program strategis nasional. Mulai dari tingkatkan produktivitas padi berbasis teknologi, pemenuhan kebutuhan daging dan susu, hingga investasi industri pupuk di Indonesia.
Halaman Selanjutnya
Salah satunya mendorong Belarusia untuk pertimbangkan investasi dalam pembangunan pabrik pupuk di Indonesia. Khususnya terkait kebutuhan rock phosphate dan potassium yang masing-masing capai sekitar 1 juta ton per tahun. Kebutuhan ini akan meningkat seiring rencana pemerintah membuka 3 juta hektar lahan, di mana 1 juta hektar telah disiapkan di Papua Selatan.