Senen, 1 Desember 2025 – 15:20 WIB
Jakarta, VIVA – Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, mendorong pemerintah agar melakukan evaluasi terkait sistem tata kelola lingkungan. Hal ini diungkapkan menyusul adanya banjir bandang dan longsor di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Saya kira itu menjadi bahan evaluasi bagi kebijakan pemerintah untuk menata lingkungan agar bisa lebih baik lagi,” kata Muzani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (1/12/2025).
Menurut Muzani, kemungkinan bencana alam yang terjadi ini disebabkan oleh kerusakan lingkungan, di mana dampaknya baru dirasakan masyarakat sekarang.
“Memang besar kemungkinan ada dampak dari kebijakan-kebijakan yang menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan, sehingga akibatnya sampai sekarang kita rasakan,” ucapnya.
Dia menuturkan, dampak bencana ini tidak hanya menyebabkan korban jiwa maupun luka-luka, tetapi juga merusak sejumlah infrastruktur dengan cukup parah.
“Kerusakan yang ditimbulkan dari bencana itu juga cukup memprihatinkan, cukup parah, menghancurkan infrastruktur umum seperti jalan, jembatan, sekolah, tempat ibadah, sampai rumah-rumah,” tutur dia.
“Banyak sekali hewan ternak yang juga terdampak jadi korban, termasuk sawah-sawah yang siap panen juga terdampak,” sambungnya.
Meski demikian, Muzani mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam memulihkan keadaan di ketiga provinsi tersebut, termasuk dengan sigap menyalurkan bantuan logistik.
Dia berharap dengan tanggap cepat pemerintah serta penyaluran bantuan logistik, masyarakat bisa segera pulih dan dapat melanjutkan aktivitasnya seperti biasa.
Sebelumnya diberitakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru mengenai total korban meninggal dunia maupun yang dinyatakan hilang akibat bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, mengatakan korban jiwa di Sumatera Utara tercatat mencapai 217 orang. Sementara, 209 orang lainnya dinyatakan hilang.
Untuk wilayah Sumatera Barat, korban yang meninggal dunia tembus 129 orang. Sedangkan 118 lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian.
Selain itu, kata Suharyanto, ada 16 korban mengalami luka-luka akibat bencana banjir dan longsor ini.
“Ini korban jiwa 129, hilang 118, 16 luka-luka,” ucap dia.
Sedangkan untuk wilayah Aceh, pihaknya mencatat ada 96 warga yang meninggal dunia. Sementara warga yang hilang berjumlah 75 orang.