Tragedi Kebakaran Tewaskan 44 Jiwa: Mengapa Hong Kong Bertahan dengan Perancah Bambu di Konstruksi?

Sebuah kebakaran yang sangat tragis terjadi di komplek apartemen Tai Po, Hong Kong. Setidaknya 44 orang meninggal dan lebih dari 270 lainnya dinyatakan hilang. Api yang membakar beberapa gedung tinggi ini masih belum sepenuhnya padam.

Penyebab pasti kebakaran yang terjadi sekitar pukul 15.00 waktu setempat pada hari Rabu masih sedang diselidiki. Polisi Hong Kong telah menangkap tiga eksekutif perusahaan konstruksi dengan tuduhan pembunuhan.

Apartemen tersebut memiliki 31 lantai dan dibuka sejak 1983. Saat kejadian, bangunan sedang dalam renovasi dan ditutupi oleh perancah bambu serta jaring pengaman berwarna hijau.

Perancah bambu telah menjadi pemandangan umum di kota ini selama ratusan tahun. Alasannya adalah kombinasi dari sejarah, teknik konstruksi, dan faktor ekonomi. Namun, tragedi ini menyoroti pentingnya keselamatan kebakaran dan aturan penggunaan bambu.

### Tanaman yang Tumbuh Cepat

Bambu adalah tanaman yang tumbuh cepat dengan batang berongga seperti pipa. Struktur ini memberikannya rasio kekuatan terhadap berat yang sangat baik. Tiang-tiangnya cukup ringan untuk diangkat, namun juga kuat jika dipasang dan diikat dengan benar untuk menopang platform dan para pekerja.

Para pekerja menyambungkan tiang-tiang bambu menjadi jaringan yang kuat dan mengikatkannya ke bangunan menggunakan braket dan jangkar. Jika dirancang dengan baik, perancah bambu dapat menahan beban angin dan beban kerja.

Departemen Bangunan dan Departemen Tenaga Kerja Hong Kong telah menerbitkan panduan yang jelas tentang desain dan konstruksi perancah bambu. Perancah bambu juga masih digunakan di beberapa bagian Tiongkok daratan, India, serta berbagai negara di Asia Tenggara dan Amerika Selatan.

MEMBACA  Indonesia bukan negara proteksionis: Prabowo di Forum Ekonomi Qatar