Jumlah Ayah yang Tinggal di Rumah di Amerika Hampir Dua Kali Lipat dalam 30 Tahun. Inilah Penyebab di Balik Tren ‘Pengasuhan alih-alih Pencari Nafkah’.

Wajah orang tua yang tinggal di rumah sudah berubah sejak tahun 1990-an. Sekarang, lebih banyak ayah yang tinggal di rumah dan suka bercanda seperti ayah-ayah pada umumnya.

Menurut Pusat Penelitian Pew, jumlah ayah yang tinggal di rumah hampir dua kali lipat dalam 30 tahun terakhir. Dulu pada tahun 1989, 1 dari 10 orang tua yang di rumah adalah ayah. Sekarang, hampir 1 dari 5.

Meskipun ibu masih jadi mayoritas, kebutuhan ekonomi dan peran gender yang berubah membuat lebih banyak ayah yang mengurus anak penuh waktu.

Dulu, kebanyakan laki-laki jarang memilih untuk tinggal di rumah kecuali mereka sakit atau menganggur. Tapi pola pikir ini sudah berubah. Sekarang, keinginan untuk mengasuh anak, bukan hanya mencari nafkah, yang memotivasi laki-laki untuk tinggal di rumah.

Contohnya, pada tahun 1989, hanya 4% ayah rumah tangga yang memilih tinggal di rumah untuk mengurus keluarga. Sekarang, 23% mengatakan itu motivasi utama mereka (1).

Salah satu alasan besar di balik perubahan ini adalah pendidikan dan penghasilan perempuan yang semakin meningkat. Sekarang, banyak keluarga memutuskan siapa yang tinggal di rumah berdasarkan siapa yang penghasilannya lebih besar — tanpa memandang gender.

Selain itu, lebih mudah bagi ibu dan ayah untuk kerja dari rumah karena perusahaan menawarkan kerja jarak jauh. Artinya, laki-laki bisa kerja dari rumah sambil mengurus anak dan pekerjaan rumah.

Perubahan ini terjadi karena faktor ekonomi dan budaya. Memiliki satu orang tua di rumah adalah keputusan yang semakin praktis karena biaya pengasuhan anak yang mahal dan gaji yang tidak naik-naik (2).

Melepaskan peran gender yang kaku dalam pekerjaan rumah tangga sebenarnya bisa memperkuat stabilitas keuangan. Membiarkan orang tua dengan penghasilan atau tunjangan lebih baik untuk fokus kerja, sementara yang lain mengutamakan pengasuhan, berarti pasangan bisa memaksimalkan tabungan dan dana pensiun.

MEMBACA  Powell mengatakan tidak perlu bagi Fed untuk terburu-buru memotong suku bunga mengingat ekonomi yang kuat

Jika kita berasumsi bahwa ibu harus tinggal di rumah, bisa terjadi "hukuman bagi ibu". Ini adalah situasi dimana perempuan yang berhenti kerja untuk mengurus anak mengalami kerugian dalam karir jangka panjang, seperti gaji lebih rendah dan kurangnya kesempatan kerja.

Menurut Pusat untuk Kemajuan Amerika, seorang orang tua bisa kehilangan lebih dari tiga kali gaji tahunannya untuk setiap tahun mereka berhenti kerja (3). Jadi, keamanan keuangan keluarga jangka panjang bisa terganggu jika ibu yang penghasilannya lebih tinggi meninggalkan pekerjaannya.

Rumah tangga dimana pencari nafkah utamanya juga punya tunjangan kuat — seperti program pensiun dan asuransi kesehatan — punya posisi lebih baik untuk menabung masa depan.

Jika kamu sedang mempertimbangkan siapa yang sebaiknya tinggal di rumah, ini hal-hal yang perlu dibandingkan:

  • Penghasilan dan tunjangan kerja. Bandingkan gaji, program pensiun dari perusahaan, asuransi kesehatan, dan potensi perkembangan karir. Jika satu pasangan lebih unggul dalam tunjangan, mungkin lebih baik yang lain yang tinggal di rumah.
  • Stabilitas industri dan potensi pertumbuhan. Jika satu pekerjaan di sektor yang tidak stabil (seperti retail) dan yang lain di lingkungan stabil dengan tunjangan bagus (seperti teknologi), memprioritaskan pekerjaan stabil bisa menjaga fleksibilitas keuangan.
  • Fleksibilitas kerja jarak jauh dan gaya hidup pengasuhan. Pandemi membuktikan bahwa kerja remote sangat penting. Orang tua yang bisa kerja dari rumah mungkin bisa mengatur pengasuhan dan penghasilan secara bersamaan — skenario hybrid yang patut dipertimbangkan.
  • Dampak jangka panjang untuk karir dan pensiun. Jika satu pasangan berhenti kerja selama 5-10 tahun, apa yang terjadi dengan tabungan pensiunnya? Sebaliknya, tetap di pekerjaan dengan gaji kecil dan sedikit tunjangan mungkin kurang menguntungkan dibandingkan peran sebagai pengasuh.
  • Kepuasan pribadi dan visi keluarga. Selain hitungan uang, tanyakan: Siapa yang mau tinggal di rumah? Siapa yang merasa berarti dalam mengasuh anak? Perubahan peran kadang praktis, tapi juga butuh persetujuan. Jika mengasuh anak menjadi sumber penyesalan, itu bisa merusak manfaat finansialnya.

    Kami hanya menggunakan sumber terpercaya.

    Pusat Penelitian Pew (1); Fortune (2); Pusat untuk Kemajuan Amerika (3)

    Artikel ini hanya untuk informasi dan bukan nasihat.

MEMBACA  Miliarder pedagang Alex Gerko kalah dalam banding pajak di Inggris