Gus Yahya Diberi Tenggat Tiga Hari untuk Mengundurkan Diri dari Ketum PBNU

Sabtu, 22 November 2025 – 00:10 WIB

Jakarta, VIVA – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU.

Desakan tersebut tertulis dalam kesimpulan Rapat Harian Syuriyah PBNU yang diadakan pada Kamis, 20 November 2025.

Bunyi risalah rapat itu, “KH Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu tiga hari, dihitung sejak diterimanya keputusan rapat harian syuriyah PBNU.” Risalah ini ditandatangani oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dan dikutip pada Jumat, 21 November 2025.

Dalam keputusan itu, Gus Yahya hanya diberi waktu tiga hari untuk melepaskan jabatannya. Jika dalam waktu yang ditentukan dia tidak mundur, maka Gus Yahya akan diberhentikan secara sepihak.

Seperti tertulis, “Jika dalam waktu tiga hari tidak mengundurkan diri, rapat harian syuriyah PBNU memutuskan untuk memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.”

Terdapat tiga alasan utama yang mendasari desakan agar Gus Yahya mundur.

Pertama, Rais Aam menilai undangan kepada narasumber yang dikaitkan dengan jaringan Zionisme Internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional NU (AKN NU) sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah. Mereka anggap ini juga bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU.

Kedua, rapat menilai pelaksanaan AKN NU dengan narasumber terkait Zionisme Internasional di saat terjadinya genosida dan kecaman dunia terhadap Israel, telah melanggar Pasal 8 huruf a Peraturan Perkumpulan NU. Pelanggaran ini dianggap mencemarkan nama baik organisasi.

Ketiga, rapat menilai tata kelola keuangan di lingkungan PBNU diduga melanggar hukum syara’, peraturan perundang-undangan, serta Anggaran Rumah Tangga NU. Pelanggaran ini dianggap membahayakan eksistensi Badan Hukum Perkumpulan NU.

MEMBACA  Pemerintah Rhode Island Buka Sekolah Bilingual Gratis di Samarinda