Kian banyak detail muncul dari rencana perdamaian 28 poin yang didukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang bertujuan mengakhiri perang empat tahun Rusia terhadap Ukraina. Sejumlah media dan pejabat mengonfirmasi bahwa rancangan itu, yang belum resmi diterbitkan, tampaknya lebih menguntungkan Rusia.
Rincian rencana ini terungkap setelah Duta Besar AS untuk PBB, Mike Waltz, memberitahu Dewan Keamanan PBB pada Kamis sore bahwa AS telah menawarkan “syarat-syarat yang murah hati bagi Rusia, termasuk pencabutan sanksi”.
Cerita Rekomendasi
“Amerika Serikat telah berinvestasi di tingkat tertinggi, Presiden Amerika Serikat secara pribadi, untuk mengakhiri perang ini,” kata Waltz kepada dewan.
Kantor berita AFP melaporkan pada Jumat bahwa rencana tersebut, yang oleh AS dilihat sebagai “dokumen kerja”, menyatakan bahwa “Krimea, Lugansk [Luhansk], dan Donetsk akan diakui sebagai wilayah Rusia secara de facto, termasuk oleh Amerika Serikat”.
Ini sesuai dengan laporan sebelumnya dari outlet media AS, Axios.
Kantor berita The Associated Press (AP) juga melaporkan pada Jumat bahwa rencana itu akan meminta Ukraina untuk menyerahkan Donbas, yang mencakup wilayah Luhansk dan Donetsk yang saat ini sebagian masih dikuasai Ukraina.
Berdasarkan draf tersebut, Moskow akan menguasai seluruh wilayah Donbas timur, meskipun sekitar 14 persennya masih berada di tangan Ukraina, lapor AP.
AFP dan AP juga mengonfirmasi laporan awal Axios bahwa rencana tersebut akan mewajibkan Ukraina untuk membatasi jumlah militernya.
Menurut AFP, rencana itu secara spesifik menyatakan bahwa angkatan darat akan dibatasi hingga 600.000 personel. Diperkirakan Ukraina saat ini memiliki hampir 900.000 personel militer aktif.
Dua prajurit Ukraina memeriksa bidikan sistem anti-pesawat mereka untuk memastikan berfungsi dengan baik sebelum berangkat misi di wilayah Donetsk, Ukraina, pada Oktober 2024. [File: Fermin Torrano/Anadolu]
‘Zona penyangga netral yang didemiliterisasi’
Anggota parlemen Ukraina Oleksiy Goncharenko membagikan sebuah dokumen yang menunjukkan keseluruhan 28 poin rencana perdamaian kepada 223.000 pengikutnya di aplikasi pesan Telegram, pada Kamis malam waktu Ukraina.
Kantor berita milik negara Rusia, TASS, juga melaporkan detail yang tercantum dalam dokumen yang dibagikan Goncharenko, dengan menyatakan bahwa dokumen itu “konon merupakan terjemahan Ukraina dari 28 poin rencana perdamaian Amerika yang baru untuk Ukraina”.
Detail baru yang tercakup dalam dokumen yang dibagikan Goncharenko antara lain bahwa “Ukraina berhak menjadi anggota Uni Eropa” dan bahwa “Amerika Serikat akan bekerja sama dengan Ukraina untuk bersama-sama memulihkan, mengembangkan, memodernisasi, dan mengoperasikan infrastruktur gas Ukraina, termasuk pipa dan fasilitas penyimpanan”.
Dokumen itu juga menyatakan bahwa “Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia akan dioperasikan di bawah pengawasan Badan Tenaga Nuklir Internasional (IAEA), dan listrik yang dihasilkan akan dibagi secara merata antara Rusia dan Ukraina dengan rasio 50:50”.
Teks dokumen yang dibagikan Goncharenko juga menyatakan bahwa “Pasukan Ukraina menarik diri dari bagian wilayah Donetsk yang saat ini mereka kendalikan, dan zona penarikan ini akan dianggap sebagai zona penyangga netral yang didemiliterisasi”.
Menyerahkan wilayah kepada Rusia akan sangat tidak populer di Ukraina dan juga akan melanggar konstitusi Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah berulang kali menolak kemungkinan tersebut.
Tidak ada keanggotaan NATO untuk Ukraina
Kantor berita AFP juga melaporkan bahwa, sesuai rencana, pesawat tempur Eropa akan ditempatkan di Polandia khusus untuk melindungi Ukraina.
Akan tetapi, Kyiv harus menyetujui bahwa tidak akan ada pasukan NATO yang ditempatkan di Ukraina dan setuju untuk tidak pernah bergabung dengan aliansi militer tersebut.
Detail tambahan yang dilaporkan AP termasuk bahwa Rusia akan berkomitmen untuk tidak melakukan serangan di masa depan terhadap Ukraina, sesuatu yang oleh Gedung Putih dianggap sebagai konsesi dari Moskow.
Selain itu, aset Rusia yang dibekukan senilai $100 miliar akan dialokasikan untuk membangun kembali Ukraina, lapor AP.
Menurut AFP, Rusia juga akan diterima kembali ke dalam kelompok negara-negara G8 dan diintegrasikan kembali ke dalam ekonomi global sesuai rencana ini.
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pada Kamis bahwa baik pihak Ukraina maupun Rusia telah memberikan masukan untuk rencana tersebut, yang ia katakan telah dikerjakan secara diam-diam selama sebulan oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan utusan khusus AS Steve Witkoff.
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, menyambut utusan khusus AS Steve Witkoff dalam pembicaraan mereka di Kremlin, Moskow, Rusia, pada 25 April 2025. [Kristina Kormilitsyna/Sputnik/Pool via AP Photo]