Saham Nvidia (NVDA) sedang under pressure beberapa waktu terakhir. Ini terjadi karena banyak investor jual saham-saham teknologi AI akibat ketidakpastian ekonomi.
Setelah turun, saham NVDA mungkin akan uji level support penting di $186, yang juga adalah 50-day moving average-nya.
Kalau tembus di bawah harga itu, bisa jadi jualan akan makin kuat dalam waktu dekat. Tapi walau lagi lemah, saham Nvidia masih naik lebih dari 100% dari titik terendah tahun ini.
Menurut Morgan Stanley, penurunan ini justru kesempatan untuk beli saham bagus dengan harga diskon. Apalagi laporan keuangan perusahaan akan keluar tanggal 19 November.
Konsensus perkirakan raksasa semikonduktor ini akan laporkan laba $1.17 per saham untuk kuartal ketiga. Angka itu artinya kenaikan 50% dari tahun lalu, yang bisa dorong harga saham AI ini naik.
Kontrak opsi yang berakhir 21 November juga condong ke arah kenaikan harga. Ini artinya saham Nvidia bisa trading di atas $200 lagi akhir minggu depan.
Analis Morgan Stanley, Joseph Moore, rekomendasikan untuk beli saat harganya turun. Dia bilang produk baru mereka, Blackwell, diluncurkan lebih cepat dari perkiraan.
Dia percaya masalah pasokan sudah membaik dan Nvidia akan laporkan hasil terkuat dalam beberapa kuartal terakhir pada Rabu depan.
Yang lebih penting, analis itu lihat permintaan untuk platform Rubin Nvidia juga sangat kuat. Dia perkirakan ini akan buka potensi kenaikan lebih besar untuk sahamnya di tahun 2026.
Menurut dia, laba yang kuat bisa bawa saham AI ini ke $220 akhir tahun depan. Artinya potensi naik lebih dari 20% dari level sekarang.
Yang perlu disebut juga, Morgan Stanley sebenarnya termasuk firma yang lebih konservatif soal saham Nvidia, walau mereka naikkan target harganya hari Jumat.
Rating konsensus untuk saham NVDA sekarang adalah strong buy. Rata-rata target harga bahkan lebih tinggi di $234, yang tunjuk potensi naik 27% dari sini.